Kamis, 10 November 2022

Story Worry

 Pohon Ceri

Aku bercerita tentang pamanku, dia adalah lelaki yang memiliki segalanya, harta, jabatan dan juga wanita yang senantiasa setia menemaninya. Namun dia selalu merasa hampa di dalam hidupnya, rasa bahagia tidak pernah dirasakannya, padahal dia memiliki semua yang mungkin kebanyakan orang menginginkannya. Pada suatu malam, paman berkendara dengan mobilnya, disepanjang jalan dia terus merenungkan apa yang akan dia lakukan. Akhirnya dia memilih untuk mengakhiri hidupnya, karena dia merasa tidak pernah menemukan kebahagian di dalam hidupnya. Paman mengendarai mobilnya kepantai, berharap dia akan menenggelamkan dirinya disana, namun dia mengurungkan niatnya karena dia rasa air laut sangat dingin untuknya, lagian paman juga tidak bisa berenang. Lalu dia memutuskan untuk pergi kehutan, berharap dia akan menggantungkan dirinya di pohon-pohon yang ada di hutan sana, namun lagi-lagi dia mengurungkan niatnya. Dia berfikir, hutan itu sangat gelap baginya jadi dia tidak bisa melihat apapun disana, dia takut salah mengikatkan tali ke pohon yang ada disana, akhirnya dia kembali berkendara dan tidak jadi mengakhiri hidupnya di hutan. Paman mengambil keputusan untuk pergi ke gunung, dia ingin menjatuhkan dirinya ketebing yang ada di gunung supaya dia bisa mengakhiri penderitaan batinnya itu. Namun sesampainya di gunung, dia melihat gunung itu menjulang tinggi, dan dia berkata kalau dia harus naik ke puncak itu dia merasa tidak sanggup, karena dia jarang menaiki gunung, dia takut akan mati sebelum terjatuh dari tebing.

Paman memutuskan untuk tidak mengakhiri hidupnya disana, dia kembali menyalakan mesin mobilnya dan berjalan meninggalkan area pegunungan itu. Dia masih berfikir bagaimana caranya untuk mengakhiri hidupnya. Lalu di tengah perjalanan dia bertemu dengan kakek-kakek, si kakek butuh tumpangan untuk sampai ke rumahnya. Paman berfikir dia ingin berbuat baik sebelum mengakhiri hidupnya, akhirnya dia memutuskan untuk mengantar kakek itu kembali pulang kerumahnya. Diperjalanan, si kakek bercerita, dia berkata saat usianya seumuran dengan paman, dia ingin mengakhiri hidupnya, dia cerita kalau dia berusaha lari kepantai, kehutan dan juga kegunung, namun tak juga berani mengakhiri hidupnya. Sang paman terkaget karena itu sama seperti apa yang dia lakukan sedari tadi. Lalu sang kakek bilang, saat dia beristirahat di gunung, dia menemukan pohon ceri. Pohon itu berdiri dengan kokoh dan daun yang sangat lebat, selain itu buah ceri yang berada di pohon itu sangat banyak dan berwarna merah merekah. Sang kakek berjalan mendekati pohon itu dan mengambil beberapa buah ceri dan memakannya. Rasanya manis dan juga sedikit asam, si kakek mulai memakannya tanpa sadar dia menghabiskan separuh dari buah yang ada di pohon. Setelah itu kakek tersadar, kehidupan ini juga sama seperti buah ceri, terdang ada rasa manis di dalamnya, kadang juga asam, pahit bahkan ada beberapa buah yang tidak berasa apa-apa, namun itulah hidup. Walaupun terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita, namun ada beberapa hal tidak terduga yang justru membuat kita jauh lebih baik lagi. Akhirnya kakek memutuskan untuk tetap hidup kokoh seperti pohon ceri yang dia temui itu, tetap berbuah dan berdaun rindang.

Paman tertegun mendengar cerita si kakek, lalu kakek mengajukan pertanyaan ke paman.

'Kamu mengerti dengan ceritaku..?' tanya kakek

'Iya aku tahu kek...' jawab Paman

'Apa maksud ceritaku...?' lanjut kakek bertanya ke paman

'Pohon ceri menyelamatkan hidup kakek...' jawab Paman

'Salah...'

'Hiduplah seperti pohon ceri...' jawab paman dengan keyakinan

'Salah...'

'Hemmm kehidupan seperti buah ceri, kadang asam, kadang manis...'

'Salah lagi...'

'Lalu apa kek...?' tanya paman yang sedikit emosi saat ini

'Bukan pohon ceri yang menyelamatkan ku, namun ceritaku....ceritaku yang ingin menyelamatkan mu...pohon di ceritaku bisa di ganti dengan berbagai pohon yang lain, namun dari ceritaku, aku ingin melindungimu dari hal bunuh diri. Aku ingin kamu tahu kalau hidupmu sangatlah berharga di banding dengan semua harta yang kamu miliki...' jawab si kakek dengan senyuman di wajahnya.

Paman terdiam, dia mulai memahami kalau si kakek tahu betul, kalau paman ingin mengakhiri hidupnya saat ini. Lalu sang paman tersenyum dan dia berjanji akan terus hidup dan akan terus menjalani hidup dengan baik. Akhirnya sang kakek sampai di rumahnya, dan ada seorang nenek-nenek yang menunggu kedatangannya dengan setia. Sesaat sebelum kakek turun dari mobil paman, paman bertanya

'Darimana kakek tahu kalau aku ingin mengakhiri hidupku...?' tanya paman heran

'Dari tali yang sedari tadi ada di jok belakang mobilmu, aku juga melihat bekas pasir di roda mobilmu, dan beberapa debu pohon pinus di kaca mobilmu. Itu menandakan sebelum kamu bertemu denganku di lereng gunung kamu sudah pergi kepantai dan juga hutan....anak muda, jalanmu masih panjang, Tuhan masih mengirimkan kamu aku untuk mengingatkan kalau kamu sangatlah berharga...maka tetaplah hidup...' lanjut kakek itu lalu keluar dari mobil paman dan berjalan mendekati nenek.

Paman tersenyum kearah kakek dan nenek yang melihatnya dari luar mobil, di dalam hati paman mengucap terima kasih kepada si kakek. Lalu paman berjalan pulang dan kembali kekeluarganya, dia mensyukuri apa yang dia miliki saat ini. Sama seperti sang kakek yang bahagia hidup sampai tua bersama sang nenek.




Sekian

Citra Kim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar