Kamis, 10 November 2022

CERPEN 2022

May, I Help You



'Hai everyone.....it's me, May here....' Kata Mayrene seorang influencer yang terkenal, dia memiliki blog dengan view yang fantastik.

Mayrene Salsabila merupakan seorang influencer yang memiliki followers jutaan, dia memiliki chanel youtube , blog dan juga media sosial lainnya dengan follower berjuta-juta. Mayrene atau yang sering di panggil May mempunyai fans yang sangat banyak, dia juga sering diundang di cara-acara televisi. May memiliki wajah yang cantik dengan dua lesung pipi di kedua pipinya, dia tergolong orang yang sangat ramah, entah itu di dalam frame kamera atau diluar frame kamera. Sikapnya yang seperti ini lah yang membuat May banyak memiliki teman dikalangan selebriti, dan juga memiliki fans yang sangat banyak. May juga kerap melakukan aksi sosial dengan menjadi donatur di beberapa panti asuhan dan juga panti jompo. Hasil berkaryanya memang sengaja May sisakan untuk kegiatan sosial di masyarakat, tak heran jika dia sangat diidolakan. May memang bukan aktris, bukan pemain film ataupun pemain drama di TV, namun namanya banyak di kenal oleh orang.

Sama seperti halnya sebuah bintang, May yang terlihat sangat bercahaya dan bersinar, juga memiliki sisi gelapnya. Bintang juga begitu kan? dia akan bersinar di gelapnya malam, bintang butuh kegelapan juga untuk tetap bisa terlihat bersinar. Manusia juga punya bayangan yang berwarna gelap di setiap langkahnya, begitu pula May. Dia memiliki trauma tersendiri, May paling tidak suka dengan hujan, karena dia memiliki trauma dengan hujan. Di saat May berumur 12 tahun dia pernah di culik dan hampir di perkosa, namun dia berhasil melarikan diri walaupun dia tertabrak mobil dan mengalami patah tulang cukup parah namun dia bisa di selamatkan, dan kejadian itu terjadi di kala hujan. Makanya jika hujan tiba, May memilih untuk mengurung diri di rumah, bahkan dulu waktu sekolah May juga memilih ijin jika hujan di pagi hari, atau jika tiba-tiba hujan di sekolah, dia memilih untuk menetap di UKS. Hal ini hanya beberapa orang saja yang tahu, selain keluarga May hanya sahabat May yang tahu keadaan trauma yang di alami May. May sendiri memiliki dua orang sahabat yang sedari kecil sudah berteman dengannya, ada Evlyn dan juga Alex. Mereka berdua yang senantiasa bersama May, bahkan Evelyn sekarang selain bekerja di perusahaan property dia juga merangkap jadi manager May, sedangkan Alex bertugas sebagai editor, fotografer dan juga orang yang mengurus semua kebutuhan syutting May termasuk yang memilih tim kru untuk keperluan vlog May di setiap harinya.

'Besok ada event nih di luar kota, kayaknya kita berdua harus berangkat duluan, entar Ev nyusul...' kata Alex sembari merapikan peralatan syuttingnya.

'Ev emangnya kenapa gak bisa ikut kita barengan Al..?' tanya May

'Gak bisa, dia masih ada meeting sama klien jadi dia nyuruh kita berdua duluan, lagian syutingnya 5 hari disana, Ev bisa datang ddi hari kedua kan... kita juga di hari pertama belum tentu langsung syutting, soalnya aku masih prepare tempat yang bagus, spot sama view nya yang mendukung buat konten kita...' kata Alex 

'Hemmm begitu...oke deh, besok bangunin aku ya...kamu tahu kan aku susah bangun pagi...' kata May sambil beranjak memasuki kamarnya

'Ellah kebiasaan....' jawab Alex sambil masih sibuk menata alat-alat syuttingnya

Keesokan harinya May dan juga Alex bersama kru berangkat ke kota yang sudah di tentukan untuk sebuah event. May kesana selain menghadiri event yang di selenggarakan dia juga akan mengambil beberapa gambar dan video untuk vlog di youtube nya. Sesampainya disana, suasana sudah siang hari dan matahari lumayan terik untuk hari itu. May dan kru menyempatkan diri untuk makan dan beristirahat di restoran yang sudah mereka booking sebelumnya. Saat sedang beristirahat, May memandang ke arah sebrang jalan, tepatnya di sebuah lampu merah. Disana berdiri seorang nenek-nenek yang membawa tas belanjaan, saat lampu hijau untuk pejalan kaki menyala, sang nenek berjalan menyebrangi jalan. Terlihat beberapa orang-orang membantu sang nenek, tapi nenek tersebut malah marah-marah dan tidak mau di bantu. Namun si nenek berjalan sangat lambat, bahkan lampu hijau tanda untuk pejalan kaki sudah mau berganti merah, tetapi sang nenek masih berusaha untuk berjalan. Akhirnya orang-orang yang awalnya mau membantu malah tidak menghiraukan si nenek karena dia tidak mau dibantu. Lalu tiba-tiba ada seorang pira yang mengenakan kaos putih di padu dengan celana jeans serta jaket denim yang senada dengan warna celananya berjalan beriringan dengan si nenek. Pria itu berjalan berdampingan dengan nenek sambil terus memperhatikan layar handphone nya, dan pria itu juga terlihat menggunakan earphone di telinganya, dia nampak seperti sedang bermain game.

'Gimana si tu cowok...kok malah gak bantu nenek eh malah asik main game...dasar anak-anak jaman sekarang...' gumam May sambari menyruput lemon tea di depan nya.

Pria tadi terus berjalan beriringan dengan nenek, dan dengan pose yang tetap fokus ke handphone nya, sampai di ujung jalan. Walaupun banyak mobil yang membunyikan klakson dan juga memaki pria tadi, tapi nampaknya pria tadi tak menggubrisnya dan dia berhasil menyebrang bersama si nenek. Sesampainya di ujung sebrang jalan, pria tadi mematikan handphone nya dan memasukannya ke saku, si nenek memandangnya lalu memegang lengan pria tadi sebelum si pria beranjak meninggalkan nenek.

'Terima kasih sudah menemani nenek menyebrang nak...ini...' kata nenek sambil memberikan dua buah jeruk dari tas belanjaannya.

'Iya nenek sama-sama, terima kasih jeruknya...' jawabnya sambil berjalan meninggalkan nenek tersebut dan membawa dua buah jeruk yang dia terima dari nenek.

Nenek tadi tersenyum kearah pria yang memiliki tinggi sekitar 180 cm dan juga memakai kacamata serta tas ransel berwarna hitam. May yang melihat kejadian itu sangat heran dibuatnya, sebenarnya apa yang nenek itu fikirkan dan apa yang sebenarnya pria itu lakukan, disaat orang normal akan membantu nenek itu berjalan di penyebrangan jalan, tapi yang dia lakukan malah menemani nenek berjalan pelan, walau di maki banyak orang namun dia tetap menemani nenek sampai di ujung jalan dan berhasil menyebrangkan nenek walau dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang lain lakukan. May masih melihat pria tadi yang lalu menghilang bersama dengan beberapa orang di jalan, mata May masih mencari keberadaan pria itu, namun dia gagal menemukannya.

'May...May...Mayrene...' kata Alex sambil menepuk bahu May

'Hah...' jawab May kaget dan menoleh kearah Alex

'kenapa si kamu...??' tanya Alex

'Ehh enggak kok gak apa-apa Al...kenapa kenapa...?' tanya May

'Ayo berangkat...kita harus take buat vlog nie...keburu sore...' ajak Alex

'Oh...oke...' jawab May sambari beranjak dari tempat duduknya.

May dan Alex serte kru nya beranjak dari restoran tempat mereka istirahat dan juga makan siang, mereka berangkat menuju tempat yang mereka jadikan syutting vlog untuk May. May memiliki chanel yang bercerita tentang kesehariannya, tentang olahraga yang dia lakukan tiap harinya, makanan yang dia masak dan makan setiap harinya, semua tentang Mayrene dia tampilkan di vlog nya, tanpa skrip atau naskah. Jadi selama ini May hanya merekam kebiasaan dia sehari-hari, namun dari hal itu banyak yang meminta May menjadi Brand Ambassadornya atau BA bahasa gaulnya, dari sanalah May mendapatkan ketenaran dan dikenal banyak orang. Walaupun sudah begitu dia tetap konsisten dengan konten yang dia buat, dia jarang memakai banyak drama, dia hanya menunjukan hal-hal biasa yang seperti banyak orang lakukan. Hal itu yang membuat banyak orang mem-follow nya karena kesederhanaan yang May punya dan juga cerita dari konten May yang seolah membuat banyak orang senang menontonnya.

May serta tim nya termasuk Alex sampai di sebuah danau yang dangat indah, disana ada beberapa bunga di tepi danaunya. Air danau yang jernih serta suasana yang sangat asri, membuat May menikmatinya. May duduk di tepi danau sambil mendengarkan musik di earphone nya, sedangkan kru dan Alex sibuk mencari tempat untuk meletakkan kamera serta menata set untuk syutting May. Tak lama kemudian ada seseorang yang menepuk bahu May. May membuka matanya dan menoleh kearah orang tersebut, May kira dia adalah Alex namun May sangat terkejut saat tahu siapa orang yang menepuk bahunya. Dia seorang pria yang tak lain adalah pria yang tadi May lihat saat dia berada di restoran, iya dia pria yang menyebrangkan nenek-nenek dengan cara tidak biasa.

'Maaf....jangan duduk disini...tempat ini berbahaya, karena tanahnya gembur jadi terkadang bisa longsor kebawah, lebih baik anda pindah ke sana saja...' katanya dengan nada yang lembut

Pria tadi juga menunjuk ke arah tempat yang tak jauh dari tempat May sekarang, sebuah tempat dengan pohon yang rindang dan juga terlihat asri.

'Oh...iya...terima kasih...' jawab May sembari berdiri dari tempatnya.

Namun May kurang beruntung, saat dia mau berdiri, kakinya malah terkilir karena dia sudah lama duduk di sana jadi kesemutan dan saat berdiri malah terkilir karena dia tidak hati-hati. Pria tadi dengan cepat menangkap tubuh May sebelum May terjatuh, dia juga memapah May ke temat teduh yang tadi dia tunjukkan ke May. Dia membantu May duduk di batang pohon yang sudah di tebang, dan membantu May meredakan nyeri di kakinya dengan sebuah kompres es yang dia keluarkan dari tas ranselnya.

'Ini akan bantu untuk mengurangi rasa sakit di kaki anda...' katanya dengan meletakkan kompres es di pereglangan kaki May.

'Terima kasih ya...maaf aku merepotkan kamu...' kata May sambil memandang pria yang ada di depannya

Pria itu tersenyum dan dia masih memandang pergelangan kaki May dan terus mengompresnya dengan es, berharap kalau rasa nyeri yang May rasakan menghilang.

'Iya, sama-sama....' jawabnya dengan senyumnya

Mereka salaing menatap satu sama lain, dan perlahan angin berhembus pelan, mengayunkan rambut May dan juga membuat beberapa helai daun kering jatuh di rerumputan. 

'May...' panggil Alex seraya datang menghampiri May yang terduduk di batang pohon.

'Al...' kata May terperanjat dan melihat sahabatnya dengan muka panik menghampirinya

'Kamu kenapa...?? kakinya kenapa? jatuh kamu..?' cerca Alex kepada May

'Woah..woah...relax Al...I'm oke...aku cuma kesleo tadi pas mau berdiri, tapi gak apa-apa kok...' jawab May menenangkan Alex

'Yakin kamu ini gak apa-apa...?' tanya Alex lagi menyakinkan

'Heem...' jawab May diiringi anggukan

'E...anda siapa ya...?' tanya Alex sambil mengalihkan pandangannya dari sosok pria yang berdiri disamping May

'Hem...saya Ryu...Ryuka...' katanya sambil mengarahkan tangan untuk berjabatan dengan Alex

'Oh...saya Alex....' Jawab Alex sambil menjabat tangan Ryuka 'Anda yang menolong May...?' tanya Alex

'Oh iya tadi saya kebetulan lewat dan tidak sengaja bertemu dengan nona ini dan menolongnya...' jelas Ryuka dengan suara lembut dan terkesan sangat bersahaja.

'Terima kasih ya Ryu...' kata Alex di sertai senyuman

'Iya sama-sama...kalau begitu saya permisi dulu ya....' kata Ryuka dengan mengambil langkah kecil untuk meninggalkan May, lalu May reflex menarik lengan Ryuka

'Ryu...' cegah May

Ryuka menoleh ke arah May dan memandang kedua mata May yang seolah memintanya untuk tetap berada disana bersama May.

'E...namaku May..Mayrene...' kata May

'Ryuka....' jawab Ryuka sambil menjabat tangan May

'Emmm......terima kasih ya Ryu...' kata May terbata-bata sambil melepas tangan Ryuka 'E...gini kan kamu udah nolong aku, bagaimana kalau nanti malam aku ajak kamu makan malam di sekitar sini...??gimana..? kebetulan aku menginap di hotel yang gak jauh dari sini, kalau kita ketemuan nanti bagaimana, sebagai ucapan terima kasih aku...' jelas May yang dengan nada cepat menjelaskan kepada Ryuka, dan hal itu membuat Alex tertawa geli melihatnya

'E...nanti malam aku tidak bisa keluar May...sorry aku ada shif malam soalnya...' jelas Ryuka

'Eh...kamu kerja dimana Ryu...? tanya Alex tiba-tiba masuk ke pembicaraan May dan Ryuka yang membuat May mengerutkan dahi dan memandang sahabatnya itu

'Oh...aku bekerja di rumah sakit itu...' kata Ryuka sambil menunjuk rumah sakit yang letaknya tidak jauh dari danau yang mereka datangi itu

'Rumah sakit...?? kamu dokter Ryu...?' tanya Alex dan May bersamaan

Ryuka tersenyum melihat dua orang yang baru mereka temui itu kaget dengan pekerjaan yang dia lakukan, Ryuka membenahi kacamatanya lalu menjawab dengan anggukan.

'Itu rumah sakit....'

'Jiwa....' jawab Ryuka kemudian

'Kamu...'

'Aku dokter psikater disana, sebenarnya aku sudah punya klinikku sendiri di pusat kota sana, cuma beberapa hari ini aku dimintai bantuan untuk membantu salah satu pasien disana, makanya aku sementara bekerja disana untuk membantu pasien tersebut...' jelas Ryuka

May dan Alex tercengang mendengar penjelasan Ryuka itu, mereka tidak menyangka ada dokter setampan Ryuka yang bekerja di rumah sakit jiwa di pinggiran kota seperti itu. Ryuka memiliki mata yang indah walaupun di balut frame kacamata, namun tidak menghilangkan pesona yang Ryuka miliki, bahkan dengan adanya kacamata dengan frame gold itu membuat Ryuka semakin menawan.

'Kalau begitu bagaimana dengan sarapan besok pagi...???' kata May masih bersikeras untuk makan bersama Ryuka

'Hemmm baiklah...besok aku tunggu di restoran dekat lampu merah sana ya...' kata Ryuka kemudian dia melambaikan tangan ke Alex dan May lalu meninggalkan mereka berdua

May membalas lambaian Ryuka dan terus menatap pria itu sampai menghilang bersama dengan beberapa kendaraan yang belalu lalang disana.

'Aduh...aduh...falling in love nih critanya....' ledek Alex sambil menggoyang-goyangkan bahu May

'Ihhh apaan sii kamu....' jawab May tersipu

'Eh...May...gimana kalau ternyata Ryuka bukan dokter, tapi dia juga salah satu pasien gila disana...gimana tuh...plot twist gak sihhh....' kata Alex diiring tertawa puas

'Ahhh apaan sii kamu....ngarang deh...gak ada pasien seganteng itu kali....' elak May

'ya kali...eh...ada psikopat yang ganteng juga lho jangan salah...ati-ati lho besok kamu May...' kata Alex menakuti May

'Ah...bodo amat....' kata May sambil beranjak dari tempat dudduknya

Alex akhirnya membantu May untuk kembali ke hotel, dan dengan terpaksa dia membatalkan syutting sore itu, selain belum bisa menentukan posisi yang tepat May juga mengalami cidera gara-gara kesleo. makanya kru dan juga Alex memutuskan untuk menunda pengambilan gambar dan mereka beristirahat di hotel, berharap besok bisa lebih baik lagi.

Keesokan harinya, May sudah berdandan dan siap breakfast dengan Ryuka, dia membalut tubuhnya dengan celana jeans high waist berwarna biru muda, lalu memakai sweater crop top berwarna coklat tua, serta tidak lupa sepatu kets dan tas kecil yang senada dengan sweaternya. Dia menggerai rambutnya yang sedari subuh di curling dengan alat pencatokan. Dia bermake up natural, dengan base berwarna coklat yang berkesan sederhana dan tak lupa lipstik dengan warna coral di padu dengan warna merah bata yang menambah kecantikan May. Dia berjalan dengan bahagia melewati beberapa pedagang kaki lima, dan beberapa restoran di kota itu, kaki nya yang kemarin sakit sekarang sudah tidak begitu terasa sakit lagi. Mungkin ini yang dikatakan cinta pada pandangan pertama, May terlihat bahagia saat dia sampai di restoran yang menjadi tempat dia dan Ryuka akan bertemu. Dengan tidak sabar May menunggu kedatangan Ryuka, dia terus membenahi bedak dan juga lipstik yang dia pakai sambil terus menatap ke cermin kecil yang sedari tadi dia pegang. Dia terus menyesal karena kemarin tidak meminta nomor Ryuka, dan dia juga tidak memberikan nomornya ke Ryuka.

Hampir satu jam May menunggu di restoran itu, dia hanya memesan satu gelas lemon tea saja dan dia merasa tidak enak karena sedari tadi belum memesan apa-apa lagi, dia masih menunggu Ryu datang. Tak lama kemudian May melihat Ryuka berjalan dari arah sebrang jalan, tepatnya dimana May pertama kali melihat Ryuka yang sedang menyebrangkan nenek-nenek kemarin. Ryuka masih mengenakan celana jeans yang kemarin dia pakai, namun kali ini dia memakai kaos putih yang dibalut kemeja oversize yang berwarna putuh juga. Ryuka masih membawa tas ransel nya dan sekarang di tangan kanannya ada paper bag berukuran sedang, dia juga tidak mengenakan kacamata hari ini, wajah Ryuka terlihat sangat segar walaupun sebenarnya dia baru saja menyelesaikan shif malamnya di rumah sakit. Senyum May mulai merekah, dia menatap ke arah Ryuka, dan Ryuka dari kejauhan sudah melihat sosok May segera dia melambaikan tangannya kepada May dan dibalas oleh May juga. Ryuka tersenyum ke arah May, dan itu membuat jantung May berdegup dengan kencang dan dia hampir sesak nafas di buatnya.

'Ganteng nya......' gumam May sambil terus menatap Ryuka dari kejauhan

Ryuka berjalan menyebrangi jalan dan dia sampai di depan May, Ryuka memberikan paper bag itu ke May dan ternyata isinya satu kotak kue macaron warna warni, dan itu membuat May tersenyum melihatnya.

'Sorry ya telat aku, tadi masih ada beberapa kerjaan tambahan soalnya, itu sebagai permintaan maaf aku ke kamu...' kata Ryuka sambil menunjuk paper bag di tangan May

'Gak apa-apa kok Ryu, Makasih ya...kamu beli dimana ini...?' tanya May sambil membuka paper bag itu

'Tadi ada suster di rumah sakit yang kasih karena dia ulang tahun, terus aku inget kamu....' kata Ryuka sambil duduk di depan May

'Hah...kenapa bisa inget aku....?' tanya May tersipu

'Oh..iya...coba kamu liat kue nya...' kata Ryuka

May melihat macaron yang ada di dalam paper bag yang di berikan Ryuka itu, dan dia mengerutkan dahinya lalu cemberut sambil memandang ke arah Ryuka.

'Aku bulet-bulet ya kayak macaron ini....??' tanya May dengan cemmberut

'Hah...hahahahaha...' tawa Ryuka membuat May tambah cemberut

'Ihhh kamu...' kata May dengan nada ngambek nya

'Enggak...maksudku cantik.....warna macaron ini kan cantik...warna pastel gitu...kemarin aku lihat kamu dengan pakaian warna pastel kamu makanya aku ingat kamu waktu dapat kue ini....' jawab Ryuka

'Apa...??aku kenapa...?' tanya May 

'Cantik....' jawab Ryuka sembari meminum air putih dari botol yang dia keluarkan dari tas nya.

May tersipu malu mendengar kata-kata Ryuka yang membuat denyut jantungnya semakin tidak karuan, mungkin kalau Ryuka memakai tetoskop saat itu dia akan tahu bagaimana berdegup kencangnya jantung May. Akhirnya May dan Ryuka sarapan di restoran itu, dan setelah sarapan mereka berdua memutuskan jalan-jalan di taman kota yang ada di kota itu. May dan Ryuka menghabiskan waktu bersama, lalu mereka memasuki sebuah taman bunga, disana banyak sekali bunga-bunga yang diawetkan, ada bunga kering ada juga yang masih hidup di pot-pot, tempatnya tidak begitu besar dan disana juga banyak pengunjung. Saat mereka berdua lagi asik berjalan-jalan sambil menikmati keindahan bunga, tiba-tiba hujan turun dengan lebat, Ryuka spontan menarik tangan May dan berteduh di salah satu kios makanan di sudut taman itu. Ryuka mencoba menutupi tubuh May supaya tidak terkena air hujan, dan May terlihat ketakutan, May mulai mengeluarkan keringat dingin dan juga badan May bergetar dengan hebat. Ryuka melihat gelagat aneh May, dia lalu membawa May ke tempat yang lebih sepi untuk menenangkan diri. Di sudut taman ada sebuah gazebo yang beratap dan tidak ada orang disana, Ryuka memapah May untuk berjalan kesana, namun kaki May terasa sangat lemas, dia hampir tidak bisa melangkahkan kakinya. Ryuka langsung menggendong May untuk bisa sampai disana. Sesampainya disana Ryuka berusaha menenangkan May, saat Ryuka berusaha membuat May tenang tiba-tiba terdengar suara petir yang menyambar, May berteriak dengan kencang lalu diiringi dengan air mata yang membasahi kedua pipinya. Ryuka berusaha tenang dan spontan memeluk May dan menepuk-nepuk pelan punggung May, serta berusaha terus memanggil nama May dengan perlahan.

'It's okay May...I'm here....It's okay....tenang...tarik nafas....tenang May....' kata Ryuka sembari menenangkan May dengan pelukan hangatnya.

May yang awalnya memeluk Ryuka dengan sangat kencang, kini perlahan melonggarkan cengkraman tangannya. Dia merasa tenang saat Ryuka memeluknya dengan hangat saat itu, dan hujanpun kini perlahan mulai berangsur reda, tinggal titik-titik gerimis yang masih membasahi tanah, dan suara gemerciknya membuat May lebih tenang kali ini. Ryuka mendengar handphone May terus berbunyi, namun May tidak mengindahkan suara telfon itu, dia masih larut dalam traumanya akibat hujan. Setelah mulai tenang, Ryuka melepas pelukannya dan dilihatnya muka berantakan May yang masih tersisa rasa ketakutan di wajahnya. Ryuka dengan perlahan menaruh kepala May ke pangkuannya dan membiarkan May terlelap di pangkuannya, lalu Ryuka mengambil Handphone May yang berbunyi dari tadi lalu membukanya menggunakan sidik jari May. May masih menutup matanya, dan Ryuka melihat nama Alex di layar handphone May, lalu dia mengangkat telfon itu.

'May...kamu dimana sekarang...kamu gak apa-apa kan...??aku sama Evelyn berkali-kali nelfon kamu tapi gak kamu angkat...sekarang hujan May kamu dimana...?' kata Alex dengan khawatir di sebrang telfon

'Alex...ini Ryu...May sedang bersamaku, dia baru saja aku tenangkan....' jawab Ryuka

'Ryu...Ryuka...kamu bersama May sekarang...?' tanya Alex sedikit lega

'Iya...kami sedang ada di taman kota, tadi kamu berjalan-jalan disini....lalu hujan dan aku membawa May berteduh du depan kios makanan...' jawab Ryuka menjelaskan kejadian yang mereka alami

'May tidak apa-apa Ryu...? apa dia baik-baik saja...?' 

'Tidak...dia sedang tidak baik-baik saja Al...sebentar lagi aku akan mengantar May kembali ke hotel, kamu tenang saja....' kata Ryuka lagi

'Baiklah, kami tunggu di hotel Ryu...terima kasih...' kata Alex kemudian mematikan hadphone nya

Ryuka memesan taxi online dan membawa May kembali pulang ke hotel, sesuai arahan dari Alex, dan sesampainya disana Ryuka menggendong May sampai di kamarnya. Di dalam kamar Alex dan juga Evelyn sudah dengan cemas menunggunya, setelah melihat keadaan May, mereka tambah panik, karena ini lebih parah dari sebelumnya. Ryuna menidurkan May di tempat tidurnya, lalu dia mengeluarkan peralatan infus dari dalam tas ranselnya, di memberikan cairan infus karena dirasa May kekurangan vitamin untuk tubuhnya. Ryuka juga mengkompres badan May yang demam, dia merawat May layaknya dia sedang berada di rumah sakit.

'Ryu, thank banget ya kamu ada di sini...aku agak tenang...' kata Alex sambil duduk di samping Ryuka yang masih merawat May

'May udah lama ada trauma ini...?' tanya Ryuka tiba-tiba

Sebagai seorang dokter psikiater tentunya Ryuka bisa tahu apa yang sedang terjadi dengan May, dan dia juga terlihat khawatir dengan keadaan May saat ini. Alex terdiam mendengar pertanyaan dari Ryu, dan dia ragu untuk memberi tahu Ryuka tentang May dan apa yang sebenarnya terjadi dengan May dan Hujan.

'Dia siapa...?' tanya Evelyn tiba-tiba yang membuat Alex dan Ryuka memandang kearah Evelyn yang datang membawakan tambahan selimut untuk May

'Oh...dia Ryuka...dia seorang dokter...dokter psikiater...' jawab Alex. 

'Oh...Evelyn...aku managernya May...' kata Evelyn seraya mengadahkan tangannya untuk berjabat tangan

'Ryuka...' jawab Ryuka sambil menjabat tangan Evelyn

'Kenapa aku baru tahu kalau May punya dokter psikater....kalian berdua merahasiakan ini dari aku ya...??' tanya Evelyn dengan nada sebal ke Alex, karena dia berfikir May dan Alex tidak memberi tahu tentang Ryuka ke padanya.

'Ah...ga gitu Ev...Ryu ini temen May...bukan dokter pribadi May....' jelas Alex

'Hah...kok aku baru tahu juga May punya temen psikiater...???' tanya Evelyn lagi

'Aduh...aduh...bukan gitu juga...sini sini aku jelasin....' jawab Alex sambil menarik Evelyn untuk keluar kamar dan menjelaskan apa yang terjadi pada May dan jua Ryuka.

Alex dan Evelyn meninggalkan Ryuka yang sedari tadi tidak pernah melepaskan pandangannya ke May, dia terlihat sangat khawatir pada May, dia berharap may bisa secepatnya siuman. Diluar kamar Alex menjelaskan kronologi May dan Ryuka berkenalan, serta Alex juga bilang kalau May sepertinya menyukai Ryuka dari pertama mereka bertemu. Dari sana Evelyn memahami apa yang sebenarnya terjadi, dan dia jadi tahu kalau May sedang falling in love dengan dokter tampan yang sedari tadi tidak beranjak dari sisi May. Ryuka berjalan keluar kamar May, dia mendapati Alex dan Evelyn sedang duduk di meja makan ruangan hotel tempat mereka menginap. Lalu Ryuka duduk di depan mereka berdua dan meminta meraka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada May. Lalu Alex dan juga Evelyn menceritakan semua kejadian masa lalu May yang sangat buruk untuknya, traumanya terhadap hujan, dan ketakutannya saat berjalan sendirian membuat Ryuka sangat sedih, sebagai orang yang memahami betul tentang trauma dia bisa tahu kalau May berusaha sangat keras untuk menghadapi traumanya. Ryuka berencana untuk membantu May melewati rasa traumanya itu. Karena dia juga menyayangi May, dia juga jatuh cinta pada May saat mereka pertama mereka bertemu.

Keesokan harinya May mulai disibukkan dengan jadwal syutting untuk acara pembukaan brand kosmetik yang menjadikan dia brand ambassadornya, serta dia juga di sibukan dengan syutting untuk vlog nya. Beberapa kali di waktu senggangnya May berhubungan dengan Ryuka, walau hanya sekedar chat saja. Dan hari ini May harus kembali ke kotanya, dia menunggu Ryuka di depan hotelnya. Dia ditemani Alex dan juga Evelyn, tak beberapa lama kemudian Ryuka datang dengan mobilnya dan dia memakai kemeja garis berwarna biri dan juga celana hitam, Ryuka terlihat sangat rapi, dia juga mengenakan kacamata yang biasanya dia pakai.

'Ryu...' panggil May di sertai senyuman

'May...' jawab Ryuka sambil berjalan mendekati May, dan hal itu membuat kedua sahabat May menyingkir dan membiarkan May serta Ryuka berdua.

'Aku harus balik hari ini....'kata May sedih

'iya aku tahu kok...aku juga mau bali ke kota hari ini...' jawab Ryu diiringin senyuman di bibirnya

Mata May berbinar menatap Ryuka, dan dia sangat senang karena Ryuka akan tinggal di kota yang sama dengannya.

'Serius...??' tanya May senang

'Yeah...kan aku bilang ke kamu kalau aku ada klinik di kota, dan disini aku hanya sementara aja buat bantu dokter tanganin beberapa pasien disini....jadi sekarang aku harus balik lagi ke klinikku yang ada di sana...' jelas Ryuka

'Jadi kita bisa sering ketemu ya...' gumam May tersipu

'Apa...?' tanya Ryuka

'Oh...enggak...oke kalau begitu sampai ketemu disana Ryu....' kata May

'Kamu gak mau pulang bareng aku...??' tanya Ryuka lagi sambil menggenggam tangan May

'Ahhhh udahlah...pulang sana kalian berdua...biar kami pulang sendiri...yuk Al...' kata Evelyn sambil menarik tangan Alex masuk ke mobil Alex

'Oke...bye May..Ryu ketemu di sana ya....' kata Alex sembari melambaikan tangannya

Ryuka tersenyum dan membalas lambaian tangan Alex, Ryuka lalu menggandeng tangan May masuk ke dalam mobilnya, hari itu Ryuka dan May resmi mejadi sepasang kekasih. May terlihat sangat bahagia, disepanjang jalan, tangan Ryuka terus mengenggam tangan May, dia hanya menggunakan satu tangan untuk menyetir, karena mobil Ryuka matic jadi dia tidak perlu repot mengganti persneleng mobil. Sesampainya di rumah May, Ryuka masuk kerumah dan dikenalkan pada kedua orang tua May. Ayah dan ibu May sangat senang putrinya sudah memiliki seorang pasangan dan Ryuka seorang dokter pula, menambah lampu hijau untuknya terus bisa berhubungan dengan May.

Hari itu May ada jadwal berkencan dengan Ryuka, mereka berencana menonton film dan makan malam ala kencan pada umumnya. Ryuka juga sudah menyiapkan beberapa hadiah kecil untuk May, sebelum berangkat Ryuka juga tak lupa mengecek perkiraan cuaca hari itu, takutnya tiba-tiba hujan. Saat di dalam bioskop, Ryuka melihat dari arah pintu masuk beberapa orang membawa payung, dan itu menandakan kalau di luar sedang hujan.

'Sayang...kenapa...?' tanya May sambil menggandeng lengan Ryuka

'Oh.. tidak apa-apa...' jawab Ryuka sambil membenahi rambut kekasihnya itu

Ryuka memandang May yang mengenakan masker dan juga kacamata, suapaya fans nya tidak bisa mengenalinya. Ryuka mengerutkan dahinya dan memandang kekasihnya dengan wajah sedikit cemberut.

'Kenapa sih...?' tanya May yang menyadari perubahan wajah Ryuka

'Ini wajah cantik pacarku kemana ya...??kok aku gak bisa lihat...??' tanya Ryuka sambil mencubit pelan pipi May yang tertutup masker

'Ah...nanti di dalam bioskop juga aku lepas maskernya...' jawab May sambil memeluk pinggang Ryu, dan mereka berjalan memasuki bioskop

Saat film di putar, May membuka maskernya dan menyandarkan kepalanya di pundak Ryuka, mereka menikmati waktu kencan di gelapnya suasana bioskop. Sepulangnya dari bioskop, saat Ryuka dan May meninggalkan parkiran turun hujan yang sangat lebat. Seketika May menjadi panik, wajah bahagianya berubah menjadi pucat pasi, Ryuka yang menyadari keadaan kekasihnya itu langsung menancapkan gas mobilnya dan berusaha sampai rumah May. Namun di tengah perjalanan mereka terjebak kemacetan, Ryuka melihat May yang sudah dalam mode panik dengan tanda mengularkan keringat dingin serta badannya yang mulai bergetar seperti orang yang kedinginan. Ryuka memarkirkan mobilnya di tepi jalan untuk menghindari macet, dan dia juga mematikan AC mobilnya, lalu memeluk kekasihnya itu. Ryuka mencoba menenangkan May yang sedang berusaha melawan rasa traumanya terhadap hujan.

'Tenang sayang.....sayang coba liat aku...kamu yang tenang ya...coba fokus ke aku....' kata Ryuka mencoba menenangkan May 

May tidak menjawab, dia hanya menutup mata dan telinganya dan berusaha tidak mendengar suara hujan, tiba-tiba May berteriak dan menangis dengan keras. Ryuka yang melihatnya tetap berusaha tenang, ini seperti sedang menenangkan seorang anak kecil yang sedang tantrum atau marah. Kejadian yang dialami oleh May ini termasuk dalam PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). PTSD adalah bentuk gangguan kesehatan mental yang dialami seseorang setelah mengalami suatu kejadian yang menyebabkan trauma, seperti yang kecelakaan, bencana, kekerasan seksual, dan sebagainya. Jika kondisi korban semakin parah, maka kemungkinan mereka butuh bantuan perawatan psikologis yang lebih serius dan lama. 

Tak berapa lama kemudian, hujan mulai reda dan May sudah mulai tenang Ryuka melanjutkan perjalanan ke rumah May.

'Sayang berhenti sebentar...' kata May dengan lirih

Ryuka langsung meminggirkan mobilnya kembali di tepi jalan, karena May menyuruhnya untuk berhenti.

'Ada apa sayang...?' tanya Ryuka sambil membelai rambut May

'Maaf ya sayang aku....' kata May terhenti dan berusaha menguatkan hatinya

'Kenapa kamu meminta maaf...?' tanya Ryuka lalu memeluk hangat May

May menangis di pelukan Ryuka, pria yang sangat dia cintai, dia masih takut untuk mengungkapkan traumanya kepada Ryuka. Walau sebenarnya Ryuka sudah mengetahuinya dari kedua sahabatnya, namun selama ini Ryuka tidak pernah menyinggung masalah trauma May. Sebagai seorang psikiater Ryuka tahu betul kalau seorang pasien yang mengalami trauma tidak bisa di paksa untuk mengakui traumanya, harus ada pendekatan emosional dan juga pendalaman karakter untuk setiap individu yang mengalami trauma.

'Sayang...aku mau cerita tentang traumaku, yang sampai sekarang aku tidak bisa menyembuhkannya, walaupun aku sudah berobat ke beberapa psikiater namun aku belum menemukan titik terang dari masalahku. Aku takut jika aku cerita ke kamu, hubungan kita menjadi renggang, aku juga takut kalau kamu juga akan menganggap aku pasien kamu, bukan orang yang kamu cintai lagi....' kata May yang masih dengan isakan tangis

Ryuka tersenyum, lalu dia mengecup kening kekasihnya itu untuk menenangkan May, dia ingin mengatakan kalau apapun yang terjadi dengan May tidak akan mengurangi rasa cintanya kepada May.

'Sayang...aku memang menunggu kamu untuk bercerita ke aku, bukan karena aku menganggap kamu pasien, tapi aku ingin kamu percaya kepadaku, sehingga kalau kamu sudah percaya kamu akan mengatakan yang sebenarnya kepadaku dan hal itu tidak akan mengubah perasaan sayangku kepadamu...' jawab Ryuka

Mendengar pernyataan Ryuka, May jadi percaya diri dan dia menceritakan semua trauma masa kecilnya yang dia alami. Bagaimana dia menjadi korban penculikan, dia hampir di perkosa oleh salah satu penculik, namun di saat itu May bisa meloloskan diri walaupun dengan cara yang tidak biasa, dia juga sempat berlari telanjang kaki lalu tertabrak mobil yang sedang berlalu di sana. Dia mengalami cidera yang cukup parah, dan perlu recovery selama hampir 5 tahun. Kejadian yang May alami bertepatan dengan hujan yang sangat lebat di kala itu, dan hal itulah yang membuat May menjadi sangat trauma jika mendengar suara hujan, dia akan menggigil tanpa sebab saat hujan tiba. Keadaannya ini memang disembunyikan oleh orang-orang terdekat supaya tidak di salah gunakan oleh orang-orang yang jahat, apalagi May seakrang seorang influencer dan yang pasti memiliki fans dan juga haters. Dan jika hal ini sampai bocor akan menyebabkan May menjadi celaka, atau bisa melukai May sewaktu-waktu. Makanya baik May atau orang-orang terdekatnya berusaha untuk melindungi May dari rahasia trauma itu.

Setelah menceritakan itu kepada Ryuka, May merasa lega begitu pula dengan Ryuka. Ryuka sendiri berjanji kalau dia akan berusaha menyembuhkan May, dia juga bilang tidak sanggup melihat kekasihnya yang begitu tersiksa saat hujan tiba. Malam itu Ryuka mengantar May sampai rumahnya, orang tua May sempat khawatir karena tahu hujan sedang melanda, namun setelah Ryuka menjelaskan kejadian yang terjadi, kedua orang tua May merasan tenang. Mereka bisa tenang karena May sekarang memiliki Ryuka disampingnya, seseorang yang akan melindungi May tidak perduli apapun yang terjadi. Di saat itu juga Ryuka melamar May di depan orang tua May, dan Ryuka berjanji 1 minggu kemudian dia akan datang bersama orang tuanya untuk meminang May secara resmi. Hal ini merupakan kabar bahagia untuk May dan juga kedua orang tua May. Mereka sangat bahagia malam itu, May dan Ryuka selangkah lebih dekat lagi untuk bersama, dan Ryuka akan berusaha untuk membantu May sembuh dari trumanya.

Setelah malam itu May rajin konsultasi di kantor Ryuka, sekalian mereka kadang juga berkencan saat Ryuka selesai praktek. Seminggu kemudian Ryuka benar-benar membawa kedua orang tuanya untuk melamar May, dan acara lamaran itu di saksikan juga oleh kedua sahabat May, Alex dan juga Evelyn. Mereka turut bahagia dengan kebahagiaan May, baik Alex juga Evelyn sadar betul kalau Ryuka adalah sosok baik yang pas di sandingkan dengan sahabat mereka, yaitu May. Acara lamaran pun berjalan lancar, dan kalau semua berjalan baik, akhir tahun ini Ryuka dan juga May akan melangsungkan pernikahan mereka. Waktu yang singkat untuk mereka, namun inilah jodoh, tidak peduli berapa lama atau singkatnya kalian bertemu satu sama lain, jika Allah berkehendak kalian pasti akan tetap bersama.

Hari-hari dilalui dengan baik-baik saja, hingga pada suatu ketika saat May baru saja keluar dari konseling di kantor Ryuka dia berpapasan dengan seorang wanita. May tidak menyadari kalau wanita itu salah satu haters nya, wanita tadi menatap sinis ke May, yang kala itu May tidak menggunakan maskernya. Dengan sigap wanita itu merekam kejadian saat May sedang berbicara dengan bagian administrasi di meja depan tentang salinan hasil kontrol yang dia lakukan. Dan secara sengaja wanita itu melihat hasil laporan kesehatan May, dan dari sana dia mengetahui kalau May mengalami trauma dan juga May tidak bisa bertemu dengan hujan. Si wanita itu tersenyum sinis, dia sangat senang memiliki bahan untuk menghancurkan May. Begitulah manusia, kadang mereka tidak tahu kalau mereka sendiri sangat kejam kepada manusia lainnya, mereka hanya ingin merasakan kepuasan dengan cara menyakiti orang lainnya.

'Dokter Ryuka...tunangan anada menunggu di lobi...' kata salah satu perawat kepada Ryuka yang baru saja keluar dari ruangan prakteknya.

'Oh iya sus...terima kasih ya...' jawab Ryuka di sertai senyuman

'Ihh dokter mau kencan ya...' goda suster lagi

'Iya sekalian fitting baju buat akad...' jawab Ryuka lagi sambil merapikan kemejanya

'Sayang...' kata May seraya merangkul pinggang Ryuka

Ryuka tersenyum sambil menatap May dengan penuh kasih sayang, dia lalu menggenggam tangan May dan beranjak dari tempat itu. Kejadian itu tidak sengaja dilihat oleh haters May, dia juga sempat merekam kejadian barusan di kamera handphone nya.

'Eh suster...itu tunangan dokter ya...?' tanya wanita itu ke suster tepat setelah Ryuka dan May meninggalkan tempat itu

'Oh iya...itu Mayrene influencer terkenal, tunangannya dokter Ryuka...ihhh mereka serasi ya...' kata salah satu suster disana dan di ikuti anggukan beberapa suster lainnya yang tampak menyetujui hubungan dokter Ryuka dan May.

'Memang tadi dia habis konsul ya?? kok aku lihat dia keluar dari ruangan dokter...' kata wanita itu

Semua suster disana spontan langsung saling menatap satu sama lain, dan mereka seolah tidak ingin menanggapi lagi pertanyaan wanita itu. Lalu beberapa dari suster memilih untuk meninggalkan wanita itu, hanya tersisa satu orang suster saja.

'Eh suster...sakit apa sih wanita itu tadi....??' desak wanita itu

'Maaf ya bu...disini kita tidak boleh membocorkan data pasien, apalagi apa yang di alami oleh pasien, jadi maaf ya kami tidak bisa memberitahu anda...' jawab suster itu

'Ohhh jadi dia pasien disini...' katanya lagi lalu pergi meninggalkan suster itu yang masih tercengang dengan kejadian itu

Setelah kejadian itu, Ryuka disibukkan dengan beberapa pekerjaan dan juga ada pelatihan untuk dokter-dokter psikolog di luar kota. Ryuka juga di sibukkan mengurus kliniknya, namun dia selalu menyisakan waktu untuk kekasihnya itu. Hari itu May sedang ada syutting di salah satu mall, dan dia di temani Evelyn dan juga Alex, sedangkan Ryuka masih di luar kota untuk acara seminar pelatihannya. 

'Gimana acaranya sayang...?' tanya Ryuka dari sebrang telfon

'Sukses sayang...lancar acaranya dan banyak banget pengunjungnya aku jadi senang...' jawab may dengan senang

'Syukurlah kalau semua lancar, kamu habis ini langsung pulang kan...?' tanya Ryuka

'Iya sayang ini masih nunggu Alex, dia lagi ambil beberapa tripod kamera yang ketinggalan di ruang ganti, aku lagi sama Evelyn di mobil nih...' jawab May

'Tenang aja dokter Ryu...may aman sama aku....' kata Evelyn seraya mendekat ke telinga May

'Ihhh...kamu apaan sih Ev...' elak May dan Ryuka tertawa dari sebrang telfon

'Ya udah sayang, hati-hati ya...kalau sampai rumah nanti kabari ya...' kata Ryuka

'Iya sayang...seminar kamu gimana..?? kamu kapan pulang aku kangen...' kata May dengan manja

'Ini udah selesai, aku lagi di hotel, besok pagi aku balik kok, tunggu ya sabar...aku juga kangen sama kamu...' kata Ryuka mesra

'Aduh gak betah aku...aku keluar dulu ya beli minum...kamu nitip gak..?' tanya Evelyn

'Hahah...beliin jus dong...stroberry ya...' kata May ke Evelyn dan langsung Evelyn turun dari mobil dan berjalan menuju toserba yang ada di depan mobil yang mereka naiki

'Jangan pakai es ya sayang, nanti kamu flu...ini udah malam soalnya, hawanya dingin....' kata Ryuka

'Aduh...Ev udah keburu keluar, gak apa-apa sayang....kan ada kamu yang hangatin besok...' kata May manja

'Hemmmm....mulai nakalnya...' kata Ryuka gemas

May hanya tertawa kecil mendengar kekasihnya berkata seperti itu, May dan Ryuka masih melanjutkan obrolan mereka. Dapat beberapa menit kemudian, May dan Ryuka sudah selesai berbicara, namun Evelyn masih mengantri di kasir toserba, May bisa melihat jelas dari dalam mobil. Tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobil May, dan spontan May membuka kaca, dia pikir itu Alex, dan setelah di buka ada seseorang memakai masker dan langsung menyemprotkan cairan ke wajah May. Dengan semprotan itu May kaget dan mendadak kepalanya menjadi pusing, dia lalu pingsan. Setelahnya ada dua orang yang mengeluarkan tubuh May dari mobil dan membawanya dengan mobil lainnya. Evelyn yang kembali ke mobil bertepatan dengan Alex yang juga membuka pintu mobil. Namun mereka berdua tidak menemukan May, spontan mereka langsung panik. Evelyn langsung menhubungi Ryuka, karena Ryuka adalah orang terakhir yang berbicara lewat telfon bersama May. Dan Alex sedari tadi menghubungi handphone May, yang ternyata handphone May terjatuh di kolong mobil. Hal itu membuat mereka berdua bertambah panik, Ryuka yang mendengar kabar dari Evelyn juga ikutan panik. Ryuka langsung bergegas kluar hotel dan melakukan perjalan pulang untuk mencari May. Di perjalanan Ryuka juga tak henti-hentinya menghubungi Handphone May, namun Alex yang menerimanya bilang kalau handphone May terjatuh di kolong mobil. Ryuka tambah panik setelah mendengar hal itu, dia langsung melajukan mobilnya kencang.

Keesokan harinya mereka bertiga melapor kepolisi, orang tua May juga khawatir dan Ryuka berusaha menenangkan mereka, walaupun Ryuka sendiri juga tidak tenang. Ryuka kembali ke klinik dan mengubah jadwalnya, para suster juga ikut prihatin atas apa yang terjadi dengan May. Lalu salah satu suster mengingat kejadian seorang wanita yang menanyakan tentang May kemarin.

'Dokter, kemarin ada wanita yang aneh, dia menanyakan tentang May ke kami...' kata suster itu

'Oh iya dokter dia tanya-tanya tentang hubungan dokter dengan May...' tambah suster lainnya

'Benarkah...seperti apa orangnya...?' tanya Ryuka

'Dokter, coba periksa CCTV saja, mungkin wajahnya bisa terlihat, soalnya kemarin setelah dokter pergi dengan May, dia mendekati kami dan bertanya-tanya tentang May...' jawab salah satu suster

'Ahh...iya aku harus cek CCTV...' kata Ryuka sambil bergegas keruang kontrol dan melihat CCTV

Setelah di lihat, Ryukan menemukan wajah wanita itu, walaupun memakai kacamata hitam, namun ada suatu saat dari kamera lain dia melepas kacamatanya, dan hal itu membuat Ryuka sedikit tenang karena mungkin wanita itu menaruh dendam ke May, bisa fans beratnya atau malah haters nya.

'Maaf dokter, kemaren saya keceplosan bilang kalau May salah satu pasien disini...' kata salah satu suster dengan wajah bersalah.

'Ini bukan salah kamu, kamu juga gak mengenali wanita ini...tidak apa-apa, kalian urus klinik ini sementara dulu ya, tolong urus jadwal ku untuk hari ini ya...' kata Ryuka sambil bergegas pergi membawa hasil CCTV yang sudah dia amankan di flashdisk.

Ryuka bergeas kembali ke kantor polisi, dimana disana Alex dan juga Evelyn masih memberikan kesaksian mereka tentang penculikan May. Sesampainya di kantor polisi, Ryuka menunjukan bukti CCTV yang dia bawa, terlihat wanita itu juga melihat salinan laporan kesehatan May, dan itu membuat Ryuka semakin panik, dia takut terjadi sesuatu terhadap tunanagannya itu. Polisi langsung sigap menyelidiki wanita yang ada di rekaman CCTV yang di bawa Ryuka, dan tidak berapa lama kepolisian mendapatkan data wanita itu. Dan Ryuka juga membawa laporan kesehatan wanita itu, dia memiliki penyakit yang lumayan parah, dia berpotensi memiliki penyakit skizofernia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi. Penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Hal ini sangat berbahaya jika dibiarkan, penderita bisa saja melakukan hal extreme yang bisa menyelakakan diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Makanya penderita skizofernia ini terbilang sangat berbahaya, dan terkadang keberadaannya di tengah-tengah masyarakat tidak banyak diketahui oleh orang-orang.

Butuh waktu kurang lebih 8 jam akhirnya polisi menemukan keberadaan wanita itu dan langsung menggrebek tempat itu. Namun yang mereka dapatkan hanya rumah yang tidak berpenghuni, Ryuka, Alex dan juga Evelyn tertunduk lemas mendapati kenyataan mereka belum menemukan May. Di tempat lain tepatnmya di sebuah gudang tua, May duduk terikat dan wajahnya tampak sangat kemah tak berdaya. Traumanya atas penculikan seakan terulang lagi, dia berkeringat dingin dan juga mengalami pergolakan di batinnya. 

'Kamu siapa...? apa yang sebenarnya kamu inginkan...?' tanya May dengan nada lemah kepada wanita yang duduk di depannya.

Wanita itu hanya tertawa mendengar pertanyaan May, dia lalu beranjank dan mendekat ke wajah May yang sudah berantakan. May berusaha menenangkan hatinya, dia mengingat semua yang Ryuka ajarkan kepadanya saat dia mengalami keadaan yang dinamakan serangan panik.

'Wajah yang selalu di elu elukan di media sosial kini jadi jelek seperti ini...apa fans mu akan tetap menyukaimu kalau mereka tahu kamu hanyalah seorang yang punya penyakit jiwa....hahahahaha...' kata wanita itu terlihat puas

May tidak membalas apapun, dia hanya tertunduk lemah dan dia hanya berusaha bertahan, dan dia yakin sekarang Ryuka dan juga sahabat-sahabatnya pasti sedang berusaha menemukannya. Dia ingat Ryuka pernah berkata kepadanya.

'May...kamu sekarang tidak sendirian, ada aku, ada sahabat kamu dan yang paling penting ada kedua orang tua yang selalu bisa kamu miliki di sepanjang waktu. Apapun yang terjadi, kamu harus bisa mengingat ini, jangan pernah takut, kamu tidak di tinggalkan, kamu tidak sendiri, dan ingat aku akan selalu berusaha untuk tetap terus bersamamu...' kata Ryuka kala itu.

May sekarang bukan gadis yang berusia 12 tahun, dia sudah 29 tahun, dia sudah bisa berfikir dengan dewasa, dia bisa melawan rasa takutnya, karena dia memiliki rasa takut lain sekarang, dia takut tidak bisa bertemu dengan orang-orang yang menyayanginya. Tak lama kemudian, wanita itu mengambil handphone nya dan melakukan live instagram dengan background May di belakangnya, dia ingin menyebarkan berita kalau May mengalami sakit jiwa dan butuh perawatan. Wanita gila itu juga sudah mengganti baju May dengan baju yang compang camping, sedangkan dress yang May kenakan hari itu sudah bertengger di tubuh wanita gila itu, Evelyn yang mengetahui live instagram itu, bergegas memberi tahu Ryuka dan juga Alex. Pihak kepolisian masih melacak IP address yang wanita itu gunakan untuk live, Ryuka terpaku dengan plang nama yang sudah usang di belakang May, plang itu sudah terlihat berkarant namun masih ada sisa-sisa tulisan. Ryuka mencoba fokus dan dia berhasil mengingat nama plang itu, itu adalah nama gudang tua tempat May di sekap. Ryuka mencari alamat gudang itu dan setelah ketemu dia langsung berangkat kesana bersama tim kepolisian serta Alex dan Evelyn.

Di dalam perjalanan turun hujan yang sangat lebat, mereka bertiga mulai panik dengan kejadian itu, terlebih lagi Ryuka, dia sangat khawatir May kembali kabuh penyakitnya. Sesampainya disana, merek langsung mencoba masuk gudang yang di kunci dari dalam, siaran live juga berakhir tepat sebelum mereka sampai di gudang tersebut. Saat pintu terbuka mereka tidak menemukan keberadaan May dan juga wanita gila itu disana. Ryuka berjalan menuju pintu belakang yang terbuka, sesampainya di ujung pintu dia melihat May yang di seret paksa oleh seorang wanita ditengah guyuran air hujan. Ryuka berlari mendekat ke mereka, namun wanita itu berbalik dan mengancam akan melukai May jika Ryuka dan pihak kepolisian menghampiri nya. Wanita itu benar-benar sudah di luar kendali. Ryuka melihat May yang begitu berantakan dan mata May berbinar saat dia melihat keberadaan Ryuka di hadapannya. Dengan sisa tenaganya May menginjak kaki wanita itu dan menggigit lengan wanita yang mencekik nya itu dengan sekuat tenaga. Spontan wanita gila itu melepaskan tangannya dan kesempatan itu di gunakan May untuk berlari meninggalkan wanita itu dan dia berlari kearah Ryuka. Dengan cepat Ryuka langsung memeluk kekasihnya itu, dia membawa May menjauhi tempat itu. Sedangkan pihak kepolisian langsung mengamankan wanita gila itu.

'Sayang...sayang kamu gak apa-apa kan...??ada yang terluka....?' tanya Ryuka saat sudah berada di tempat yang aman.

May hanya menggelengkan kepalanya, yang ada di dalam fikirannya adalah dia bisa melihat Ryuka kekasihnya dan juga kedua sahabatnya. Terlihat Alex dan juga Evelyn yang sangat panik melihat keadaan May yang seperti itu. Ryuka menggendong May menuju ambulance yang sudah terparkir di depan gudang tua itu, dan petugas medis langsung memberikan pertolongan pertama kepada May. Sedangkan untuk wanita gila tadi, polisi sudah mengamankannya dan dia akan mendapatkan hukuman yang berat karena terjerat pasal berlapis, Selain penculikan, juga merusak nama baik dan masih banyak lagi yang pasti wanita itu tidak akan keluar penjara dengan mudah. Evelyn dan Alex pun juga sudah menyiapkan pengacara untuk mendakwah wanita itu seberat mungkin, karena apa yang di lakukan sudah sangat keterlaluan. Tidak banyak fans yang melihat live instagram itu menjadi geram dengan kelakuan wanita gila itu, alhasil semua media masa memberitakan tentang kejadian penculikan May, dan semua orang bersimpati dengan apa yang di alami May dan juga mengapresiasi tindakan May yang melawan penculik sehingga bisa lepas.

Disebuah acara, May dengan percaya diri mengakui semua trauma yang dia miliki, dan dia juga berterima kasih kepada orang-orang terdekatnya yang selalu menemani nya, menyayangi dan juga menjaga May dengan baik. Dia juga mengatakan akan tetap menjadi Mayrene yang seperti biasanya, dia akan tetap membuat konten yang baik untuk membantu beberapa orang yang mengalami hal sepertinya, karena sebenarnya banyak sekali manusia yang sedang tidak baik-baik saja. Mereka sedang memperjuangkan kebahagiaan mereka, mereka sedang mempertahankan kewarasan mereka menghadapi dunia yang semakin berubah di setiap waktunya. May juga sering mengajak Ryuka masuk ke vlog nya untuk memberikan nasehat bagi orang-orang yang sedang depresi untuk sedikit mengobati rasa depresinya. Nama Mayrene juga semakin dikenal, apalagi di tambah dengan Ryuka. Bahkan ada beberapa fans mereka yang menamai dirinya MayRyu stand, hal itu membuat klinik Ryuka juga menjadi banyak pengunjung. Ryuka bahkan merekrut beberapa dokter psikologi yang merupakan adik tingkatnya dulu di kuliah untuk membantunya di klinik. Chanel Mayrene juga sekarang berganti nama, awalnya dia menamai vlog nya di youtube dengan nama May Here, namun sekarang Mayrene menamai laman youtube nya dengan nama 'May, I help you' artinya May akan menolongmu, menelong menemukan alat make up yang bagus, menolong memberi saran untuk ber make up, menolong untuk memberi ulasan tempat makan yang enak, serta menolong mu saat kamu membutuhkan seseorang untuk bisa membantu menghilangkan depresimu. May juga kerap membagikan tips nya untuk melewati masa-masa PSTD yang terjadi pada dirinya untuk bisa di bagikan ke orang-orang yang membutuhkan.

Hari ini adalah hari pernikahan Mayrene dan Ryuka, mereka sudah menyelesaikan akad, dan akan memulai resepsi yang bertemakan pesta kebun. Para tamu undangan sudah memenuhi kebun yang di sewa oleh mereka berdua. Mereka melihat orang-orang yang mereka sayang saling berkumpul dan berbahagia, May sangat senang melihatnya, dia masih mengingat awal dia bertemu dengan Ryuka, dan bagaimana dia langsung jatuh cinta dengan pria yang menyebrangkan seorang nenek-nenek dengan cara yang tidak biasa. Saat sedang menikmati pesta, dan May saat itu posisi sedang berdansa dengan Ryuka, yang kini berstatus suaminya. Turunlah gerimis hujan, beberapa tamu undangan spontan berteduh di payung-payung yang sudah di sediakan oleh pihak acara. Namun May dan Ryuka tetap berdansa di tengah rintik hujan, May juga tidak terlihat ketakutan lagi, dia tersenyum memandang suaminya.

'Sayang...ingatlah...saat hujan ini....ini akan jadi memory terbaru kamu tentang hujan...dan aku harap kamu selamanya akan mengingat memori yang indah ini....' kata Ryuka sambil terus berdansa dengan May

'Iya...aku sudah tidak membenci hujan sekarang, justru aku akan merindukannya, karena jika hujan tiba, kamu akan berlari menghampiri ku sayang, dan akan memelukku, itu yang akan selalu aku ingat...' kata May di sertai senyuman di bibirnya

'May... Ryu...berteduh nak, nanti kalian sakit lagi...' teriak ibu May yang menyuruh anaknya berteduh

Namun May dan juga Ryuka tetap berdansa di tengah rintik hujan, dan itu membuat semua tamu undangan bahagia melihatnya. Mereka sudah melihat May sembuh dari traumanya, mereka melihat May sudah bisa berdamai dengan masa lalunya, Evelyn juga terlihat menitihkan air mata, sedangkan Alex mengambil gambar sahabatnya yang sekarang sudah berani berjalan di bawah guyuran hujan.

'Ayo Al....' tarik Evelyn dan membuat Alex terguyur air hujan sama seperti Evelyn

'Ahh...Ev...kameraku....' teriak Alex kesal karena kameranya basah terkena hujan

'Ih...bisa beli lagi...kapan lagi kita nemenin May ujan-ujanan...' ajak Evelyn lagi

Alex tersenyum dan berdansa bersama Evelyn mengikuti May dan juga Ryuka, hal itu lalu membuat para tamu undangan yang lainnya ikut berdansa di bawah rintik hujan bersama May dan Ryuka. Hal ini membuat May merasa sangat bahagia, dia bisa merasakan tetesan air hujan yang selama hampir 17 tahun dia hindari. Sekarang dia tidak takut basah lagi terkena hujan, karena ada seseorang yang bersamanya melewati hujan ini.

'I love you May...' kata Ryuka

'I love you too...' jawab May

Ryuka dan May resmi menjadi suami istri, Ryuka pun mencium mesra bibir May di tengah guyuran air hujan dan juga di tengah para tamu undangan yang ikut berdansa bersama mereka. Memori ini yang akan melekat di ingatan May sekarang, dan nanti sampai mereka menua bersama.




"Terkadang kita tidak perlu menunggu hujan untuk reda, kita juga tidak harus menunggu seseorang membawakan payung untuk kita. Sesekali kita bisa menerobos hujan itu dan merasakan betapa hangatnya tetesan air hujan itu. Jangan takut akan hujan, jangan takut untuk basah, karena walaupun basah, saat perjalanan pulang nanti baju kita akan kering dengan sendirinya. Jadi jangan takut akan hujan, berjalanlah walau itu sedang hujan, karena tujuanmu tidak menunggu hujan untuk reda, namun tujuanmu menunggu kamu sampai kesana." Ryuka



Sekian

Citra Kim

1 komentar: