Minggu, 12 April 2020

Cerpen #Curhat 13042020

Hari senin,
Saat semua orang hanya bisa mengeluh karena mereka harus melepas hari weekendnya, tapi aku masih sama seperti hari kemarin, kemarin dan kemarinnya lagi. Tidak ada yang berubah, semua terlihat berjalan dengan normal, baik2 saja, iya itu yang kelihatan di mata. Namun sebenarnya aku sudah bosan dengan hidup seperti ini, aku juga bekerja sama seperti kalian, aku juga ingin mendapatkan uang seperti kalian, aku jug mau menjadi bahagia, namun memang jalan yang kita tempauh itu tidaklah sama. Kalian bergulat dengan kerasnya hidup di sana dan aku juga berkutat dengan tempo yang sama di setiap harinya. Kita sama2 berjuang, kita sama2 lelah, kita sama2 ingin beristirahat, bisakah kalian lebih baik ke aku??aku juga akan lebih baik pada kalian. Aku akan lebih menghargai kalian jika kalian juga melakukan hal yang sama padaku.
Kalian selalu bilang, kalau kerjaanku adalah yang paling mudah, hanya duduk, tidur dan juga tidak melakukan apa2, tapi apakah kalian tahu pikiranku tidak pernah berhenti, saat tidurpun aku masih berfikir, apa yang harus aku lakukan besok, apa kah besok aku akan mendapatkan uang? kalian tidak pernah berfikir itu karena kalian tiap bulannya selalu dapat uang, kalian tidak pernah memikirkan bagaimana harus bisa kreatif di setiap waktunya. 
Kita sama2 susah, aku juga tidak tahu bagaimana kalian selalu tertekan dengan bos kalian disana, bagaimana kalian selalu mengikuti target2 yang membuat waktu liburan kalian terganggu. Namun apakah kalian bisa juga melihatku yang juga tidak pernah hidup baik2 saja? Bisakah kalian lebih baik lagi padaku? aku akan melakukan hal yang sama jika kalian juga melakukannya pada ku. 
Namun pada akhirnya kalian tetap memandang remeh aku, aku hanya orang yang tidak bekerja di gedung bertingkat, tidak menggunakan atribut kerja seperti kemeja, tanda pengenal, highheels, tas yang berharga jutaan, dan juga memakai assesoris yang mahal. Aku hanya bekerja di rumah, memakai baju seadanya, menata rambut dengan simpel, tidak memakai riasan dan hanya duduk di belakang etalase, menunggu seseorang membeli barang daganganku. Aku tidak setiap hari mendapatkan uang, aku bahkan juga tidak selalu mendapatkan keuntungan di setiap bulannya, yang bisa aku lakukan hanya bertahan hidup di setiap harinya. Aku tidak punya kartu nama untuk di bagikan pada saat reuni, aku juga tidak punya cerita untuk di ceritakan saat kumpul bersama kalian, yang aku bisa lakukan hanya mendengar kalian bercerita tentang gedung tinggi, suasana macet, dan juga makan siang di restoran mahal di setiap awal bulan. Aku hanya bisa makan di rumah bersama keluargaku, aku juga hanya bisa makan di warung pinggir jalan yang menjual beraneka macam lauk sehari-harinya. Tidak ada yang bisa aku banggakan untuk diriku sendiri, namun tidak bisakah kalian tetap baik padaku, tidak bisakah kalian bertanya padaku tentang apa yang aku kerjakan? tidak bisakah kalian memandangku walaupun hanya beberapa detik saja?
Aku selalu duduk di sebelah kalian, menatap kagum kalian, namun aku sama sekali tidak mendapatkan padangan apa2 dari kalian, jangankan memandang aku rasa kalian bahkan tidak menyadari keberadaanku. Aku memang terlahir seperti ini, aku tidak pernah mengeluh kepada siapapun, aku tidak pernah menyalahkan keterbatasanku, dan aku juga tidak pernah iri kepada kalian yang memiliki kesempurnaan, aku hanya ingin kalian mengakui keberadaanku, dari aku yang selalu ada disamping kalian....

Kata Gadis dari belakang etalase.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar