Rabu, 22 April 2020

Cerpen #Justforfun

Part 1 #CintaSangPlayboy

Percaya atau tidak sebenarnya masih ada ribuan playboy yang masih belum taubat di luar sana, di dalam kehidupan, seorang wanita tidak bisa menghindar dari yang namanya pria, dan mungkin salah satu dari mereka adalah soerang playboy (suka dengan banyak perempuan). Anehnya masih banyak perempuan yang percaya akan cinta sejati yang datang dari seorang playboy, playboy adalah bentuk dari bad guy yang bisa jadi tough guy, helloooo everyone tolong bedakan antara playboy dengan tough guy yah...itu sama sekali tidak sama jangan pernah beranggapan kalau mereka satu spesies.
Cerita ini mungkin akan mengubah pandangan kalian tentang laki-laki, dan mungkin walaupun udah jarang, bisa jadi playboy akan taubat kalau dia menemukan seseorang yang bisa menerimanya dan bisa membuat dia ketergantungan olehnya.
Pagi itu terdengar sangat riuh, banyak para remaja-remaja yang berdiri di depan sebuah ruangan, iya itu ruangan belajar lebih tepatnya tempat les. Ada beberapa pria yang duduk di bangku dalam kelas, mereka memiliki visual yang mungkin bisa meluluhkan hati kalian, namun jangan terlalu terlena dengan mereka, karena mereka adalah sekelompok remaja pria dengan banyak wanita di kehidupannya. sebut saja mereka Alligator. Mirip buaya sih hahah buaya darat...
"Hari ini berapa coklat yang kamu dapat??" tanya Ken (salah satu member Alligator)
"Dikit paling 10 pack..." jawab Jinu
"Yah...masih banyakan aku lah...neh...20..." Jawab Sohn sambil mengeluarkan coklat dari dalam totebag nya
"Wuuiiihhh bisa tuh di jual lagi..." Timpal Ken
Mereka sibuk dengan beberapa coklat yang mereka dapatkan, maklum hari itu hari valentine, jadi gak heran kalau banyak wanita yang memberi mereka cokelat. Mereka berempat sekolah di jurusan seni dan teater, jadi hari itu mereka sedang berada di kelas teater. Jurusan seni dan teater universitas mereka sangat kualahan saat penerimaan siswa baru kapan lalu, karena banyak sekali wanita yang mau masuk jurursan itu, alasannya hanya mau bertemu dengan sang Alligator. Dan sang Alligator adalah..
"Max....kamu kok diem aja sih...? Shallen belum datang kah...??" tanya Ken membuyarkan lamunan Max.
Maxximum Vredo dia adalah sang Alligator, pemimpin barisan cowok kece dan playboy, tetapi dia sudah dua tahun ini tidak bisa memutuskan cewek yang bernama Shallen. Dia dan ketiga temannya sering menyusun rencana supaya Shallen memutuskannya. Alih-alih membuat Shalen marah, justru Shallen semakin lengket dengan Max. 
"Jangan sampai dia masuk kelas ini juga..." kata Max
"Hun...." panggil Shallen yang tiba2 masuk ruangan itu
"God damn it...." batin Max "Hi...Hun...."
"Why you're so surprise???what happen...??"tanya Shallen
"Ohhh nothing Honey...hahahaha...Wow you look so beautiful..." puji Max sambil merangkul Shallen
"Really..."
"Of Course..."
Pelajaran pertama, jadi seorang playboy harus bisa dan terbiasa memberikan pujian, karena cewek suka sekali di puji. Bilang dia cantik, bilang dia kurusan itu adalah pujian yang sangat bermakna.
"Today I made chocolate for you Hun..." kata Shallen sambil mengeluarkan coklat dari tas nya
"Oh...really, I was very touched Honey...." jawab Max dengan senyuman palsunya.
"Wanna try...??" tanya Shallen sambil mengambil satu bungkus coklat dan menyuapkannya pada Max
"Hemmm...so delicious...." jawab Max.
Ketiga temanya hanya memandang geli dengan tingkah laku Max, dua tahun ini Max sama sekali tidak berkutik setelah pacaran dengan Shallen, entah kenapa dia susah sekali membuat Shallen memutuskannya. Di dalam kamus Max, hanya ceweklah yang memutuskannya, selama dia pacaran dia tidak pernah memutuskan ceweknya, dia hanya membuat si cewek tidak nyaman lalu si cewek itu yang meminta untuk putus, begitulah Max melalui kehidupan percintaannya. Namun tidak dengan Shallen, sekuat apapun Max membuat Shallen untuk membencinya, namun itu semua sia-sia Shallen tetap memaafkan Max. Bahkan saat Max mencium wanita lain di hadapan Shallen, dan Shallen tetap memaafkan Max, katanya wajar kalau cowok bosan dengan satu wanita, dan Shallen bilang kalau dia adalah rumah untuk Max, jadi sejauh apapun Max pergi Max bisa kembali lagi kerumahnya yaitu Shallen. Ini salah satu bentuk kebuncinan yang paling gila sih, mana ada cewek yang seperti Shallen di dunia ini.
"Max...kamu mau sampai kapan seperti ini sama Shallen..? tanya Ken
"Aku juga bingung...aku gak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan buat bikin Shallen benci sama aku, kalian ada ide...?" tanya Max
"Jujur...ide aku udah habis, gak tau lagi deh terbuat dari ada si Shallen itu..." kata Sohn
"Max...aku rasa kamu harus jujur deh sama Shallen...." kata Jinu tiba-tiba
"Maksud mu apa Jin..?"
"Sekarang aku tanya sama kamu, apakah kamu masih sayang sama Shallen..?? kamu masih cinta kah sama dia..? atau kamu masih ingin dia menemani kamu?" kata Jinu lagi
Max terdiam dan dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Jinu
"Max...wanita itu tidak akan pernah berpaling dari kita kalau dia masih sayang sama kita, dia tidak akan meninggalkan kita, karena mereka cenderung memakai perasaannya, beda sama cowok, cowok selalu pakai logikanya, jadi kalau emang suatu hubungan sudah tidak bisa di pertahankan, maka dia akan memilih untuk mengakhirinya atau pergi dari kehidupan tu cewek..." Jelas Jinu
Max memperhatikan wajah Jinu yang serius saat menasehatinya, dan dia rasa apa yang dikatakan Jinu ada benarnya.
"Jika kamu memilih bertahan hanya karena prinsip kamu...kamu bukan hanya nyakitin Shallen aja sih tapi juga diri kamu sendiri..." tambah Jinu lagi
Mereka berempat lalu terdiam sejenak, dan sepertinya kata2 Jinu merasuk kedalam batin mereka. Pelajaran kedua sebagai seorang playboy, mereka kadang memiliki perasaan sensitif, mereka menjadi playboy bukan tanpa sebab, mereka seperti itu karena telah terjadi sesuatu di perjalanan hidup mereka.
"Sebelum kamu meninggakan Shallen, kamu harus tahu dulu perasaan kamu sesungguhnya, setidaknya kamu harus bisa jawab ketiga pertanyaanku tadi." kata Jinu kemudian beranjak dari tempatnya
"Aku rasa apa yang di katakan Jinu ada benernya Max, coba deh besok kamu ajak Shallen jalan-jalan dan kamu nanti bakal tahu jawaban dari hati kamu..." tambah Ken
Keesokan harinya karena gak ada kelas, Max mengajan Shallen jalan-jalan kepantai, mereka menghabiskan waktu disana, berjalan berdua di pinggir pantai melewati pasir dan deburan kecil ombak yang mengenai kaki mereka. Suasana saat itu sangat romantis, hingga matahari yang perlahan memudarkan cahayanya di balik awan dan menjadikannya senja. Max dan Shallen duduk di tepi pantai sambil menikmati senja, dan Shallen menyandarkan kepalanya di bahu Max. Tidak ada lagi tulisan yang bisa mendeskripsikan perasaan Shallen saat itu, duduk di samping orang yang di cintainya, menghabiskan waktu bersama dengan orang yang di sayangi adalah hadiah yang tidak bisa di tukar oleh apapun.
"Hun...." panggil Shallen
"Hemmm..." Jawab Max
"Kamu udah bosen ya sama aku....?" tanya Shallen tiba-tiba
Mata Max terbelak saat Shallen menanyakan hal itu, entah kenapa perasaan Max jadi kacau balau, padahal ini sebenernya waktu yang tepat untuk mengakhiri semuanya.
"Kenapa kamu bisa ngomong seperti itu...?" tanya Max balik
"Ahhh...aku hanya saja merasa seperti itu...you just don't love me anymore..."
Max hanya memandang jauh kedepan, matanya terlihat kosong dengan kata-kata Shallen, entah kenapa hatinya saat itu berubah menjadi sakit. Seharian waktu yang dia habiskan bersama Shallen membuat dia bisa menjawab pertanyaan dari Jinu, bahwa harinya yang sudah terbiasa menerima cinta Shallen, mamaksa Max untuk terus berada di samping Shallen dan itu secara perlahan membuat Max jadi tergantung dengan Shallen. Di dalam benak Max, gak apa-apa pacaran sama yang lain toh nanti Shallen akan menerimanya lagi seperti semula, dulu seperti itu tetapi setelah kata2 Shallen beberapa menit yang lalu membuat Max sadar kalau sebenarnya hatinya mulai menerima Shallen.
"Hun...why you're so quite???" tanya Shallen lagi
"Ohhh...sorry..." jawab Max
"Hun...." panggil Shallen sambil memandang mata Max dan Max berbalik menatap Shallen
Max tahu betul pancaran mata itu, berkali-kali dia menghadapi wanita yang memiliki mata seperti itu, dan ini adalah waktu untuk berpisah.
"Let's break up Hun..." kata Shallen di ikuti air mata yang menggenang di matanya
Max tidak bisa menjawab apa-apa, padahal ini yang dia tunggu selama ini, ini adalah saat yang benar-benar dia nantikan, saat dirinya di campakan oleh wanita-wanita yang dia kencani. Tapi entah kenapa hati Max saat itu sakit, saat Shallen mengatakan hal itu...
"I Can't....sorry...I can't let you go...please give me one more change..." kata Max sambil memeluk Shalen
Shallen tidak menjawab apa-apa dia hanya menagis di pelukan Max, dan Max memeluknya dengan sangat erat. Senja kali itu menjadi saksi kepahitan di antara mereka berdua, Max yang sangat ingin lepas dari Shallen mendadak tidak bisa melepaskannya, dan Shallen yang selama ini terus bertahan dan menahan Max di sisinya tiba-tiba berusaha melepaskannya.
Max mengantar Shallen kembali kerumahnya, sesampainya di depan gerbang rumahnya, Max kembali memeluk Shallen.
"I can't live without you Hun...please don't let me go..." Kata Max
"I know...it's hard to say goodbye, but...Hun..please...we can't be together again, we have long been demage...you know that right.." jawab Shallen sambil melepas pelukan Max
"I know...it's my fault...but you can give me one more change right?...I can change everything to you...please Hun...I can't lose you right now...and maybe forever.." kata Max sambil memegang tangan Shallen dengan erat.
"I love you Hun...I love you so much...I can't describe my feeling to you...It so hurt to me to say it, but I must to say to you, we can't be together anymore..."
Max memandang mata Shallen yang tak henti-hentinya meneteskan bulir air mata, hatinya sangat sakit melihat itu.
"I love you too Hun...I can't leave you..." kata Max kali ini dia mengecup bibir Shallen dengan hangat
"Hun Please...." pinta Shallen sambil menggenggam tangan Max, dan kali ini Max juga menitihkan air matanya.
Catatan, seorang playboy juga manusia, saat sang Alligator sudah bertemu dengan pawangnya dia akan menjadi sangat jinak, bahkan sangan responsif. Dia akan kembali memiliki naluri yang sama dengan sang pawang, dan itulah yang sedang di rasakan Max, dia sang Alligator yang sudah jinak dan Shallen lah sang pawang yang sudah merubahnya. Namun sang pawang sekarang ingin meninggalkannya.
Max tidak bisa menjawab kata-kata Shallen, dia hanya tertunduk dan Shallen pun memeluk Max dengan erat, dan Max pun juga memeluknya dengan erat pula.
"Hun...you have to realize that some people can stay in your heart, but not in your life...I'm sorry Hun...I love you..." kata Shallen.
Malam itu adalah perpisahan yang sangat menyedihkan untuk kisah cinta Max dan juga Shallen, Max sendiri tidak menyangka kalau rumahnya sudah hancur sekarang, dan dia tidak punya tempat untuk kembali pulang lagi seperti dulu.
Pagi itu Max duduk terdiam di kelasnya, dia sama sekali tidak bergeming di tempatnya hari itu dia seolah tidak mau ada disana. 
"Max...are you okay...?" tanya Sohn
"Max..." kata Ken sambil menepuk bahu Max
Max hanya memandang sekilas kepada teman-temannya itu dan dia kembali menatap kedepan dengan pandangan kosong.
"All it's over..." kata Jinu sambil duduk di depan Max
"What do you thing..??" jawab Max kemudian
"Sebenernya kemarin aku sudah tau jawabanmu Max..." kata Jinu kemudian
"Huuh..."
"Saat kamu tidak bisa menjawab ketiga pertanyaanku, aku tahu kalau kamu sebenernya takut kehilangan Shallen iya kan..??"
"Sepertinya kamu selalu tahu apapun yang berhubungan dengan masalah percintaan..." jawab Max sambil memalingkan wajahnya dari Jinu
"You Have broke with her??" tanya Jinu memastikan
Max tidak menjawab, tapi seluruh tubuhnya menjawabnya, sekarang dia hanya terlihat seperti seorang anak yang kehilangan rumahnya dan di paksa tinggal di jalanan.
"It's over right now...." kata Jinu kemudian
"Really...wah...sang alligator udah jomblo....congrats Max...finally you did it..." seru Sohn
"Wahhh...congrats broooo..." timpal Ken sambil menepuk bahu Max
'It's not funny..." seru Max sambil beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ketiga temannya
"What wrong with him..??" seru Sohn
"Jin...what happen...tell me something..." kata Ken kemudian
Jinu hanya terdiam dan kembali membuka laptopnya untuk mengerjakan tugasnya 
Sebulan berlalu, dan Max masih sedingin es, dia jarang berbicara dengan temannya dan dia menyibukan diri untuk menyelesaikan tugasnya. Hari itu Max sedang ada di sebuah bangku taman kampusnya, dan seperti biasa di sekelilingnya banyak cewek-cewek yang duduk dan berusaha membuat Max memperhatikannya, namun sayangnya Max sama sekali tidak bergeming.
"Kamu yang namanya Max..?" tanya seorang cowok secara tiba-tiba
Max mendongak dan dia melihat sesosok pria dengan jas hitam dan wajahnya juga lumayan tampan mungkin dia umurnya terpaut tidak jauh darinya.
"Iya...kamu siapa...?" tanya Max kemudian
Pria tadi lalu duduk disamping Max dan dia memberikan surat dengan amplop warna merah maroon, amplop itu biasanya ada di setiap kado dari Shallen.
"Ini apa...?" tanya Max
"Salam perpisahan dari Shallen..." jawab pria tadi
"Kamu siapa..?kenapa surat ini ada sama kamu...?kamu pacar barunya Shallen..?" tanya Max beruntun
Pria tadi memandang Max, dan dia lalu tersenyum simpul
"Aku Sammy...kakaknya Shallen..." jawab Sammy
Max terbelak, dan dia merasa malu dengan semua pertanyaannya kepada kakaknya Shallen
"Ma..maaf...aku hanya.." kata Max terbata-bata
"Tidak apa-apa.." potong Sammy
Max tertunduk memandang amplop yang biasanya selalu ada di box makanan dari Shallen, box baju hadiah Shallen box permen pemberian Shallen dan kali ini tepat di tangannya setelah sebulan mereka putus.
"Relakan dia Max....sama seperti aku merelakannya..." kata Sammy
"Maksud kamu apa...?" tanya Max heran
"Shalen sudah meninggal kemarin, ini barusan aku habis dari pemakaman..." kata Sammy
Max tidak percaya dengan semua yang Sammy katakan saat ini, tidak mungkin wanita yang sangat dia sayangi meninggalkannya.
"Shallen di diagnosa menderita kanker otak semenjak setahun yang lalu, dia terus bertahan dengan semua rasa sakitnya, dia bilang dia ingin selalu bersama kamu, dia ingin kamu tidak kecewa dengannya, itulah kenapa dia tetap mempertahankan kamu walaupun kamu sebenernya sudah tidak mencintainya lagi. Aku tidak menyalahkanmu Max...Shallen tidak mau bilang kalau dia sakit karena dia tidak mau kamu menghasihiani dia karena penyakitnya, makanya dia berusaha sembuh, namun dua bulan terakhir dokter bilang kalau dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi, makanya dia melepaskanmu, dia tidak ingin melihat kamu di saat terakhirnya, karena dia bisa menyesal nanti." cerita Sammy
Max hanya tertunduk sedih mendengar cerita dari Sammy, dia tidak kuasa menahan air matanya, Sammy Lalu mengajak Max untuk pergi kemakam Shallen, sesampainya disana Max duduk di dekat batu nisan yang bertuliskan Shallen Vercia Amanda, gadis yang selama dua tahun ini mengisi semua memorinya, gadis yang yang tidak pernah marah kepadanya serta gadis yang sudah bersedia menerima semua kekurangan dia sebagai manusia. Shallen hanya mencintainya, itu saja alasannya dia bertahan begitu lama di samping Max.
"Hun..." suara Max yang lirih di sertai isak tangisnya.
Sammy berjalan menjauh dan membiarkan Max pengucapkan salam perpisahan untuk Shallen.
"Hun...why..why you do to me...??" pecahlah air mata Max di pusara Shallen.
Perlahan Max membuka isi amplop yang sedari tadi dia pegang dan belum berani untuk membukanya, namun kali ini dia membukanya dengan perasaan berat dia harus membacanya, membaca kata perpisahan dari Shallen.

Dear Max,

Hun...you're only one and just one, a people that I loved...I love you Hun...I can't describe how much I love you with a word. But I know you're always know that, that I love you from moon and back. I'm sorry...I'm so sorry Hun...I broke this promise, I hurt you so deep and I know maybe it is better to us for saying goodbye. I don't wanna make you cry, sad or something. I just want to your smile to remember me, please Hun forgive me. I'm sorry and I love you...now it's time to say goodbye...I always love You My Max...My Honey...My Love...

From your Love
Shallen

Sekarang tinggal sang Alligator yang sedang meratapi nasibnya di tinggal oleh sang pawang, dia kehilangan orang yang bisa memegang kendali atas dirinya. Begitulah akhir cerita sang playboy dan juga cintanya, setiap manusia tidak bisa memilih takdir mereka, mereka hanya bisa berjalan di takdirnya, jika ingin merubahnya, mereka harus mampu berdoa dan bisa mengetuk pintu Illahi supaya takdir mereka di ubah. Maka itu manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, semuanya kembali ke Tuhan, manusia tidak bisa memilih di mana mereka akan dilahirkan dan apa cerita hidup yang akan mereka temui dan tempuh. Cukup bersyukur dengan apa yang dimiliki dan terus berterimakasih, mungkin itu bisa jadi penyelamat untuk kita. Max sudah kehilangan Shallen, dengan semua cintanya, kita tidak akan pernah tau kapan kematian akan datang, bersiaplah dan jangan sia siakan waktu kalian dan juga orang yang menyayangi kalian.


THE END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar