Sabtu, 25 April 2020

Quote For You

Part 1
People leave because it's easier to walk away than to fight for what they really want.

Part 2
At some point, you have to realize that some people can stay in your hearts, but not your life.

Part 3
Maybe I did get my hope up too high, maybe I was in over my head, maybe I'm the stupid one for ever thingking that you loved me, but maybe just maybe I'm tired to being alone.

Part 4
Brain, sorry for the overload.
Tummy, sorry for the butterflies.
Pillow, sorry for the tears.
And hearts, sorry for demage.

Part 5
I crave you in the most innocent form. I crave you to say goodnight and give you forehead kisses and to say that I adore you when you feel at your worst. I crave you in ways where I just meant to be next to you and notting more less.

Part 6
I know sometimes we fuss and fight, I know sometimes things don't go right, I know sometimes I can frustrate you and I know sometimes you get me mad. I know that you're my better half, I know without you I'm incomplate. And I know that tommorow you won't be here with me, but you know that? no matter what, you will always have a key to my hearts.

Part 7
One day, you're going to miss the little text massages I give to you. You're going to miss how I use to worry about you when you're out too late. You're going to miss my annoyingness. And one day when I'm gone, you're going to miss how you actually had someone that actually wanted you. And when I'm not there anymore you're going to miss me.

Part 8
I can be your shield, I'll fight on the field.
When our life gets colder, I'll be your soldier.


Kamis, 23 April 2020

Curhat #23042020

Susahnya jadi seorang kakak

Siapa sih di dunia ini yang bisa memilih untuk bisa lahir duluan atau belakangan?? setiap manusia tidak bisa memilih takdir mereka. Apalagi takdir mereka untuk jadi seorang kakak. Yah seorang kakak, terdengar sangat biasa dan tidak ada hal special dengan seorang kakak. Dia hanya lahir dulu, umurnya lebih jauh di atas kita dan dia juga bisa di bilang lebih tua dari pada kita, tidak ada yang special lagi. Namun apakah kalian tahu?? sebenarnya pekerjaan atau tittle seorang kakak bukanlah hal yang mudah, apalagi peran dia di keluarga. Seorang kakak adalah gambaran terbesar sebuah keluarga, anak pertama adalah segalanya, kesempurnaannya di tuntut disana. Dia harus bisa berperan jadi apa saja yang diinginkan keluarganya, dia harus bisa menjadi contoh bagi adik-adiknya, dia harus juga mengalah kepada adik-adiknya, dia tidak bisa memaksakan egonya untuk kepentingannya sendiri, iya itulah tugas seorang kakak. Namun tidak semua orang atau lebih tepatnya tidak semua kakak bisa melakukannya. Kakak juga manusia, manusia dengan ego dan juga pola pikirnya sendiri, tidak ada manusia yang terlahir sempurna, setiap manusia punya kelemahan dan kelabihannya sendiri. Di antara ribuan bahkan juataan manusia di bumi ini tidak ada yang sempurna, mereka hanya terlihat sempurna hanya pada orang-orang yang melihat mereka sempurna, hanya beberapa orang yang berfikir mereka sempurna, walaupun pada kenyataannya tidak semua yang orang lihat itu adalah benar. Terkadang seseorang hanya mau mengakui pola pikirnya sendiri tanpa melihat yang lain di sekitarnya. Sedih memang jika sudah begitu, iya karena itu sifat alami manusia, jadi ya memang seperti itulah dunia ini, seseorang akan terlihat sempurna jika seseorang lainnya melihat mereka dan mengakui bahwa mereka sempurna dengan tolak ukur masing-masing, semua tidak sama.
Sama seperti seorang kakak, berbeda di setiap keluarga, mereka tidak sama dan jangan menuntut mereka untuk sama di setiap keadaan keluarganya. Kakak merupakan pekerjaan yang sangan susah kawan, dia harus rela, merelakan apapun untuk kepentingan adiknya, bahkan keluarganya. Dia harus mengalah pada egonya dan terus berbuat untuk kebaikan bersama. Namun ada pula kakak yang bahkan tidak mau tahu dengan keluarga beseta adiknya, mereka lebih mengutamakan egonya. Aku tidak menyalahkan mereka, iya itu semua kembali lagi dengan tadi, kodrat mereka sebagai manusia yang tidak pernah luput dari ego dan juga pola pikirnya. Aku punya seorang adik, seorang adik yang memiliki Mood yang selalu berubah di setiap detiknya. Marah ataupun ngambeknya jauh lebih parah dari cewek yang sedang PMS, padahal adiku seorang laki-laki. Dia selalu berubah mengikuti suasana hatinya, kalau dia sudah diam, sampai lebaran yang ke tigapun dia akan tetap diam. Kalau dia lagi seneng, walaupun kita lagi sedih pasti diajak ketawa sama dia, iya begitulah adikku, dia tidak melihat sekitarnya dia hanya bergerak mengikuti suasana hatinya. Dan aku sebagai kakak, apa yang harus aku lakukan? tidak ada, jawabannya adalah tidak ada, aku hanya harus bergerak juga mengikuti alurnya. Bukan karena sebab, tapi aku sudah terlalu lelah menghadapi sikapnya yang seperti ini. Dia sudah dewasa namun sama sekali pemikirannya belum mencapai titik dewasa, emosinya sangat tidak bisa di kendalikan. Dan aku hanya seorang kakak, kadang aku juga tidak dianggap, aku hanya sebuah angin lalu oleh adikku, kadang pula aku juga bercanda dan curhat sama dia, tetapi pada suatu titik dia akan menjauh dariku, dan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Aku akan tetap memperlakukan dia seperti biasa walaupun hatiku getir melihat sikap dia padaku, mana ada orang yang mau di cuekin apalagi ini di cuekin sama orang yang satu DNA dengan kita. 
Iya itulah curhatanku, curhatan seorang kakak, kakak tidak pernah meminta adiknya lebih, kadang dia hanya ingin di perhatikan oleh adiknya walaupun hanya beberapa detik saja. Cobalah kalian para adik menjadi kakak sehari saja , menghadai seorang adik seperti adikku, sehari saja kalian ada di tempatku aklian akan tahu kalau jadi kakak itu bukanlah hal yang mudah.


End.

Rabu, 22 April 2020

Cerpen #Justforfun

Part 1 #CintaSangPlayboy

Percaya atau tidak sebenarnya masih ada ribuan playboy yang masih belum taubat di luar sana, di dalam kehidupan, seorang wanita tidak bisa menghindar dari yang namanya pria, dan mungkin salah satu dari mereka adalah soerang playboy (suka dengan banyak perempuan). Anehnya masih banyak perempuan yang percaya akan cinta sejati yang datang dari seorang playboy, playboy adalah bentuk dari bad guy yang bisa jadi tough guy, helloooo everyone tolong bedakan antara playboy dengan tough guy yah...itu sama sekali tidak sama jangan pernah beranggapan kalau mereka satu spesies.
Cerita ini mungkin akan mengubah pandangan kalian tentang laki-laki, dan mungkin walaupun udah jarang, bisa jadi playboy akan taubat kalau dia menemukan seseorang yang bisa menerimanya dan bisa membuat dia ketergantungan olehnya.
Pagi itu terdengar sangat riuh, banyak para remaja-remaja yang berdiri di depan sebuah ruangan, iya itu ruangan belajar lebih tepatnya tempat les. Ada beberapa pria yang duduk di bangku dalam kelas, mereka memiliki visual yang mungkin bisa meluluhkan hati kalian, namun jangan terlalu terlena dengan mereka, karena mereka adalah sekelompok remaja pria dengan banyak wanita di kehidupannya. sebut saja mereka Alligator. Mirip buaya sih hahah buaya darat...
"Hari ini berapa coklat yang kamu dapat??" tanya Ken (salah satu member Alligator)
"Dikit paling 10 pack..." jawab Jinu
"Yah...masih banyakan aku lah...neh...20..." Jawab Sohn sambil mengeluarkan coklat dari dalam totebag nya
"Wuuiiihhh bisa tuh di jual lagi..." Timpal Ken
Mereka sibuk dengan beberapa coklat yang mereka dapatkan, maklum hari itu hari valentine, jadi gak heran kalau banyak wanita yang memberi mereka cokelat. Mereka berempat sekolah di jurusan seni dan teater, jadi hari itu mereka sedang berada di kelas teater. Jurusan seni dan teater universitas mereka sangat kualahan saat penerimaan siswa baru kapan lalu, karena banyak sekali wanita yang mau masuk jurursan itu, alasannya hanya mau bertemu dengan sang Alligator. Dan sang Alligator adalah..
"Max....kamu kok diem aja sih...? Shallen belum datang kah...??" tanya Ken membuyarkan lamunan Max.
Maxximum Vredo dia adalah sang Alligator, pemimpin barisan cowok kece dan playboy, tetapi dia sudah dua tahun ini tidak bisa memutuskan cewek yang bernama Shallen. Dia dan ketiga temannya sering menyusun rencana supaya Shallen memutuskannya. Alih-alih membuat Shalen marah, justru Shallen semakin lengket dengan Max. 
"Jangan sampai dia masuk kelas ini juga..." kata Max
"Hun...." panggil Shallen yang tiba2 masuk ruangan itu
"God damn it...." batin Max "Hi...Hun...."
"Why you're so surprise???what happen...??"tanya Shallen
"Ohhh nothing Honey...hahahaha...Wow you look so beautiful..." puji Max sambil merangkul Shallen
"Really..."
"Of Course..."
Pelajaran pertama, jadi seorang playboy harus bisa dan terbiasa memberikan pujian, karena cewek suka sekali di puji. Bilang dia cantik, bilang dia kurusan itu adalah pujian yang sangat bermakna.
"Today I made chocolate for you Hun..." kata Shallen sambil mengeluarkan coklat dari tas nya
"Oh...really, I was very touched Honey...." jawab Max dengan senyuman palsunya.
"Wanna try...??" tanya Shallen sambil mengambil satu bungkus coklat dan menyuapkannya pada Max
"Hemmm...so delicious...." jawab Max.
Ketiga temanya hanya memandang geli dengan tingkah laku Max, dua tahun ini Max sama sekali tidak berkutik setelah pacaran dengan Shallen, entah kenapa dia susah sekali membuat Shallen memutuskannya. Di dalam kamus Max, hanya ceweklah yang memutuskannya, selama dia pacaran dia tidak pernah memutuskan ceweknya, dia hanya membuat si cewek tidak nyaman lalu si cewek itu yang meminta untuk putus, begitulah Max melalui kehidupan percintaannya. Namun tidak dengan Shallen, sekuat apapun Max membuat Shallen untuk membencinya, namun itu semua sia-sia Shallen tetap memaafkan Max. Bahkan saat Max mencium wanita lain di hadapan Shallen, dan Shallen tetap memaafkan Max, katanya wajar kalau cowok bosan dengan satu wanita, dan Shallen bilang kalau dia adalah rumah untuk Max, jadi sejauh apapun Max pergi Max bisa kembali lagi kerumahnya yaitu Shallen. Ini salah satu bentuk kebuncinan yang paling gila sih, mana ada cewek yang seperti Shallen di dunia ini.
"Max...kamu mau sampai kapan seperti ini sama Shallen..? tanya Ken
"Aku juga bingung...aku gak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan buat bikin Shallen benci sama aku, kalian ada ide...?" tanya Max
"Jujur...ide aku udah habis, gak tau lagi deh terbuat dari ada si Shallen itu..." kata Sohn
"Max...aku rasa kamu harus jujur deh sama Shallen...." kata Jinu tiba-tiba
"Maksud mu apa Jin..?"
"Sekarang aku tanya sama kamu, apakah kamu masih sayang sama Shallen..?? kamu masih cinta kah sama dia..? atau kamu masih ingin dia menemani kamu?" kata Jinu lagi
Max terdiam dan dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Jinu
"Max...wanita itu tidak akan pernah berpaling dari kita kalau dia masih sayang sama kita, dia tidak akan meninggalkan kita, karena mereka cenderung memakai perasaannya, beda sama cowok, cowok selalu pakai logikanya, jadi kalau emang suatu hubungan sudah tidak bisa di pertahankan, maka dia akan memilih untuk mengakhirinya atau pergi dari kehidupan tu cewek..." Jelas Jinu
Max memperhatikan wajah Jinu yang serius saat menasehatinya, dan dia rasa apa yang dikatakan Jinu ada benarnya.
"Jika kamu memilih bertahan hanya karena prinsip kamu...kamu bukan hanya nyakitin Shallen aja sih tapi juga diri kamu sendiri..." tambah Jinu lagi
Mereka berempat lalu terdiam sejenak, dan sepertinya kata2 Jinu merasuk kedalam batin mereka. Pelajaran kedua sebagai seorang playboy, mereka kadang memiliki perasaan sensitif, mereka menjadi playboy bukan tanpa sebab, mereka seperti itu karena telah terjadi sesuatu di perjalanan hidup mereka.
"Sebelum kamu meninggakan Shallen, kamu harus tahu dulu perasaan kamu sesungguhnya, setidaknya kamu harus bisa jawab ketiga pertanyaanku tadi." kata Jinu kemudian beranjak dari tempatnya
"Aku rasa apa yang di katakan Jinu ada benernya Max, coba deh besok kamu ajak Shallen jalan-jalan dan kamu nanti bakal tahu jawaban dari hati kamu..." tambah Ken
Keesokan harinya karena gak ada kelas, Max mengajan Shallen jalan-jalan kepantai, mereka menghabiskan waktu disana, berjalan berdua di pinggir pantai melewati pasir dan deburan kecil ombak yang mengenai kaki mereka. Suasana saat itu sangat romantis, hingga matahari yang perlahan memudarkan cahayanya di balik awan dan menjadikannya senja. Max dan Shallen duduk di tepi pantai sambil menikmati senja, dan Shallen menyandarkan kepalanya di bahu Max. Tidak ada lagi tulisan yang bisa mendeskripsikan perasaan Shallen saat itu, duduk di samping orang yang di cintainya, menghabiskan waktu bersama dengan orang yang di sayangi adalah hadiah yang tidak bisa di tukar oleh apapun.
"Hun...." panggil Shallen
"Hemmm..." Jawab Max
"Kamu udah bosen ya sama aku....?" tanya Shallen tiba-tiba
Mata Max terbelak saat Shallen menanyakan hal itu, entah kenapa perasaan Max jadi kacau balau, padahal ini sebenernya waktu yang tepat untuk mengakhiri semuanya.
"Kenapa kamu bisa ngomong seperti itu...?" tanya Max balik
"Ahhh...aku hanya saja merasa seperti itu...you just don't love me anymore..."
Max hanya memandang jauh kedepan, matanya terlihat kosong dengan kata-kata Shallen, entah kenapa hatinya saat itu berubah menjadi sakit. Seharian waktu yang dia habiskan bersama Shallen membuat dia bisa menjawab pertanyaan dari Jinu, bahwa harinya yang sudah terbiasa menerima cinta Shallen, mamaksa Max untuk terus berada di samping Shallen dan itu secara perlahan membuat Max jadi tergantung dengan Shallen. Di dalam benak Max, gak apa-apa pacaran sama yang lain toh nanti Shallen akan menerimanya lagi seperti semula, dulu seperti itu tetapi setelah kata2 Shallen beberapa menit yang lalu membuat Max sadar kalau sebenarnya hatinya mulai menerima Shallen.
"Hun...why you're so quite???" tanya Shallen lagi
"Ohhh...sorry..." jawab Max
"Hun...." panggil Shallen sambil memandang mata Max dan Max berbalik menatap Shallen
Max tahu betul pancaran mata itu, berkali-kali dia menghadapi wanita yang memiliki mata seperti itu, dan ini adalah waktu untuk berpisah.
"Let's break up Hun..." kata Shallen di ikuti air mata yang menggenang di matanya
Max tidak bisa menjawab apa-apa, padahal ini yang dia tunggu selama ini, ini adalah saat yang benar-benar dia nantikan, saat dirinya di campakan oleh wanita-wanita yang dia kencani. Tapi entah kenapa hati Max saat itu sakit, saat Shallen mengatakan hal itu...
"I Can't....sorry...I can't let you go...please give me one more change..." kata Max sambil memeluk Shalen
Shallen tidak menjawab apa-apa dia hanya menagis di pelukan Max, dan Max memeluknya dengan sangat erat. Senja kali itu menjadi saksi kepahitan di antara mereka berdua, Max yang sangat ingin lepas dari Shallen mendadak tidak bisa melepaskannya, dan Shallen yang selama ini terus bertahan dan menahan Max di sisinya tiba-tiba berusaha melepaskannya.
Max mengantar Shallen kembali kerumahnya, sesampainya di depan gerbang rumahnya, Max kembali memeluk Shallen.
"I can't live without you Hun...please don't let me go..." Kata Max
"I know...it's hard to say goodbye, but...Hun..please...we can't be together again, we have long been demage...you know that right.." jawab Shallen sambil melepas pelukan Max
"I know...it's my fault...but you can give me one more change right?...I can change everything to you...please Hun...I can't lose you right now...and maybe forever.." kata Max sambil memegang tangan Shallen dengan erat.
"I love you Hun...I love you so much...I can't describe my feeling to you...It so hurt to me to say it, but I must to say to you, we can't be together anymore..."
Max memandang mata Shallen yang tak henti-hentinya meneteskan bulir air mata, hatinya sangat sakit melihat itu.
"I love you too Hun...I can't leave you..." kata Max kali ini dia mengecup bibir Shallen dengan hangat
"Hun Please...." pinta Shallen sambil menggenggam tangan Max, dan kali ini Max juga menitihkan air matanya.
Catatan, seorang playboy juga manusia, saat sang Alligator sudah bertemu dengan pawangnya dia akan menjadi sangat jinak, bahkan sangan responsif. Dia akan kembali memiliki naluri yang sama dengan sang pawang, dan itulah yang sedang di rasakan Max, dia sang Alligator yang sudah jinak dan Shallen lah sang pawang yang sudah merubahnya. Namun sang pawang sekarang ingin meninggalkannya.
Max tidak bisa menjawab kata-kata Shallen, dia hanya tertunduk dan Shallen pun memeluk Max dengan erat, dan Max pun juga memeluknya dengan erat pula.
"Hun...you have to realize that some people can stay in your heart, but not in your life...I'm sorry Hun...I love you..." kata Shallen.
Malam itu adalah perpisahan yang sangat menyedihkan untuk kisah cinta Max dan juga Shallen, Max sendiri tidak menyangka kalau rumahnya sudah hancur sekarang, dan dia tidak punya tempat untuk kembali pulang lagi seperti dulu.
Pagi itu Max duduk terdiam di kelasnya, dia sama sekali tidak bergeming di tempatnya hari itu dia seolah tidak mau ada disana. 
"Max...are you okay...?" tanya Sohn
"Max..." kata Ken sambil menepuk bahu Max
Max hanya memandang sekilas kepada teman-temannya itu dan dia kembali menatap kedepan dengan pandangan kosong.
"All it's over..." kata Jinu sambil duduk di depan Max
"What do you thing..??" jawab Max kemudian
"Sebenernya kemarin aku sudah tau jawabanmu Max..." kata Jinu kemudian
"Huuh..."
"Saat kamu tidak bisa menjawab ketiga pertanyaanku, aku tahu kalau kamu sebenernya takut kehilangan Shallen iya kan..??"
"Sepertinya kamu selalu tahu apapun yang berhubungan dengan masalah percintaan..." jawab Max sambil memalingkan wajahnya dari Jinu
"You Have broke with her??" tanya Jinu memastikan
Max tidak menjawab, tapi seluruh tubuhnya menjawabnya, sekarang dia hanya terlihat seperti seorang anak yang kehilangan rumahnya dan di paksa tinggal di jalanan.
"It's over right now...." kata Jinu kemudian
"Really...wah...sang alligator udah jomblo....congrats Max...finally you did it..." seru Sohn
"Wahhh...congrats broooo..." timpal Ken sambil menepuk bahu Max
'It's not funny..." seru Max sambil beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ketiga temannya
"What wrong with him..??" seru Sohn
"Jin...what happen...tell me something..." kata Ken kemudian
Jinu hanya terdiam dan kembali membuka laptopnya untuk mengerjakan tugasnya 
Sebulan berlalu, dan Max masih sedingin es, dia jarang berbicara dengan temannya dan dia menyibukan diri untuk menyelesaikan tugasnya. Hari itu Max sedang ada di sebuah bangku taman kampusnya, dan seperti biasa di sekelilingnya banyak cewek-cewek yang duduk dan berusaha membuat Max memperhatikannya, namun sayangnya Max sama sekali tidak bergeming.
"Kamu yang namanya Max..?" tanya seorang cowok secara tiba-tiba
Max mendongak dan dia melihat sesosok pria dengan jas hitam dan wajahnya juga lumayan tampan mungkin dia umurnya terpaut tidak jauh darinya.
"Iya...kamu siapa...?" tanya Max kemudian
Pria tadi lalu duduk disamping Max dan dia memberikan surat dengan amplop warna merah maroon, amplop itu biasanya ada di setiap kado dari Shallen.
"Ini apa...?" tanya Max
"Salam perpisahan dari Shallen..." jawab pria tadi
"Kamu siapa..?kenapa surat ini ada sama kamu...?kamu pacar barunya Shallen..?" tanya Max beruntun
Pria tadi memandang Max, dan dia lalu tersenyum simpul
"Aku Sammy...kakaknya Shallen..." jawab Sammy
Max terbelak, dan dia merasa malu dengan semua pertanyaannya kepada kakaknya Shallen
"Ma..maaf...aku hanya.." kata Max terbata-bata
"Tidak apa-apa.." potong Sammy
Max tertunduk memandang amplop yang biasanya selalu ada di box makanan dari Shallen, box baju hadiah Shallen box permen pemberian Shallen dan kali ini tepat di tangannya setelah sebulan mereka putus.
"Relakan dia Max....sama seperti aku merelakannya..." kata Sammy
"Maksud kamu apa...?" tanya Max heran
"Shalen sudah meninggal kemarin, ini barusan aku habis dari pemakaman..." kata Sammy
Max tidak percaya dengan semua yang Sammy katakan saat ini, tidak mungkin wanita yang sangat dia sayangi meninggalkannya.
"Shallen di diagnosa menderita kanker otak semenjak setahun yang lalu, dia terus bertahan dengan semua rasa sakitnya, dia bilang dia ingin selalu bersama kamu, dia ingin kamu tidak kecewa dengannya, itulah kenapa dia tetap mempertahankan kamu walaupun kamu sebenernya sudah tidak mencintainya lagi. Aku tidak menyalahkanmu Max...Shallen tidak mau bilang kalau dia sakit karena dia tidak mau kamu menghasihiani dia karena penyakitnya, makanya dia berusaha sembuh, namun dua bulan terakhir dokter bilang kalau dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi, makanya dia melepaskanmu, dia tidak ingin melihat kamu di saat terakhirnya, karena dia bisa menyesal nanti." cerita Sammy
Max hanya tertunduk sedih mendengar cerita dari Sammy, dia tidak kuasa menahan air matanya, Sammy Lalu mengajak Max untuk pergi kemakam Shallen, sesampainya disana Max duduk di dekat batu nisan yang bertuliskan Shallen Vercia Amanda, gadis yang selama dua tahun ini mengisi semua memorinya, gadis yang yang tidak pernah marah kepadanya serta gadis yang sudah bersedia menerima semua kekurangan dia sebagai manusia. Shallen hanya mencintainya, itu saja alasannya dia bertahan begitu lama di samping Max.
"Hun..." suara Max yang lirih di sertai isak tangisnya.
Sammy berjalan menjauh dan membiarkan Max pengucapkan salam perpisahan untuk Shallen.
"Hun...why..why you do to me...??" pecahlah air mata Max di pusara Shallen.
Perlahan Max membuka isi amplop yang sedari tadi dia pegang dan belum berani untuk membukanya, namun kali ini dia membukanya dengan perasaan berat dia harus membacanya, membaca kata perpisahan dari Shallen.

Dear Max,

Hun...you're only one and just one, a people that I loved...I love you Hun...I can't describe how much I love you with a word. But I know you're always know that, that I love you from moon and back. I'm sorry...I'm so sorry Hun...I broke this promise, I hurt you so deep and I know maybe it is better to us for saying goodbye. I don't wanna make you cry, sad or something. I just want to your smile to remember me, please Hun forgive me. I'm sorry and I love you...now it's time to say goodbye...I always love You My Max...My Honey...My Love...

From your Love
Shallen

Sekarang tinggal sang Alligator yang sedang meratapi nasibnya di tinggal oleh sang pawang, dia kehilangan orang yang bisa memegang kendali atas dirinya. Begitulah akhir cerita sang playboy dan juga cintanya, setiap manusia tidak bisa memilih takdir mereka, mereka hanya bisa berjalan di takdirnya, jika ingin merubahnya, mereka harus mampu berdoa dan bisa mengetuk pintu Illahi supaya takdir mereka di ubah. Maka itu manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, semuanya kembali ke Tuhan, manusia tidak bisa memilih di mana mereka akan dilahirkan dan apa cerita hidup yang akan mereka temui dan tempuh. Cukup bersyukur dengan apa yang dimiliki dan terus berterimakasih, mungkin itu bisa jadi penyelamat untuk kita. Max sudah kehilangan Shallen, dengan semua cintanya, kita tidak akan pernah tau kapan kematian akan datang, bersiaplah dan jangan sia siakan waktu kalian dan juga orang yang menyayangi kalian.


THE END.

Minggu, 12 April 2020

Cerpen #Curhat 13042020

Hari senin,
Saat semua orang hanya bisa mengeluh karena mereka harus melepas hari weekendnya, tapi aku masih sama seperti hari kemarin, kemarin dan kemarinnya lagi. Tidak ada yang berubah, semua terlihat berjalan dengan normal, baik2 saja, iya itu yang kelihatan di mata. Namun sebenarnya aku sudah bosan dengan hidup seperti ini, aku juga bekerja sama seperti kalian, aku juga ingin mendapatkan uang seperti kalian, aku jug mau menjadi bahagia, namun memang jalan yang kita tempauh itu tidaklah sama. Kalian bergulat dengan kerasnya hidup di sana dan aku juga berkutat dengan tempo yang sama di setiap harinya. Kita sama2 berjuang, kita sama2 lelah, kita sama2 ingin beristirahat, bisakah kalian lebih baik ke aku??aku juga akan lebih baik pada kalian. Aku akan lebih menghargai kalian jika kalian juga melakukan hal yang sama padaku.
Kalian selalu bilang, kalau kerjaanku adalah yang paling mudah, hanya duduk, tidur dan juga tidak melakukan apa2, tapi apakah kalian tahu pikiranku tidak pernah berhenti, saat tidurpun aku masih berfikir, apa yang harus aku lakukan besok, apa kah besok aku akan mendapatkan uang? kalian tidak pernah berfikir itu karena kalian tiap bulannya selalu dapat uang, kalian tidak pernah memikirkan bagaimana harus bisa kreatif di setiap waktunya. 
Kita sama2 susah, aku juga tidak tahu bagaimana kalian selalu tertekan dengan bos kalian disana, bagaimana kalian selalu mengikuti target2 yang membuat waktu liburan kalian terganggu. Namun apakah kalian bisa juga melihatku yang juga tidak pernah hidup baik2 saja? Bisakah kalian lebih baik lagi padaku? aku akan melakukan hal yang sama jika kalian juga melakukannya pada ku. 
Namun pada akhirnya kalian tetap memandang remeh aku, aku hanya orang yang tidak bekerja di gedung bertingkat, tidak menggunakan atribut kerja seperti kemeja, tanda pengenal, highheels, tas yang berharga jutaan, dan juga memakai assesoris yang mahal. Aku hanya bekerja di rumah, memakai baju seadanya, menata rambut dengan simpel, tidak memakai riasan dan hanya duduk di belakang etalase, menunggu seseorang membeli barang daganganku. Aku tidak setiap hari mendapatkan uang, aku bahkan juga tidak selalu mendapatkan keuntungan di setiap bulannya, yang bisa aku lakukan hanya bertahan hidup di setiap harinya. Aku tidak punya kartu nama untuk di bagikan pada saat reuni, aku juga tidak punya cerita untuk di ceritakan saat kumpul bersama kalian, yang aku bisa lakukan hanya mendengar kalian bercerita tentang gedung tinggi, suasana macet, dan juga makan siang di restoran mahal di setiap awal bulan. Aku hanya bisa makan di rumah bersama keluargaku, aku juga hanya bisa makan di warung pinggir jalan yang menjual beraneka macam lauk sehari-harinya. Tidak ada yang bisa aku banggakan untuk diriku sendiri, namun tidak bisakah kalian tetap baik padaku, tidak bisakah kalian bertanya padaku tentang apa yang aku kerjakan? tidak bisakah kalian memandangku walaupun hanya beberapa detik saja?
Aku selalu duduk di sebelah kalian, menatap kagum kalian, namun aku sama sekali tidak mendapatkan padangan apa2 dari kalian, jangankan memandang aku rasa kalian bahkan tidak menyadari keberadaanku. Aku memang terlahir seperti ini, aku tidak pernah mengeluh kepada siapapun, aku tidak pernah menyalahkan keterbatasanku, dan aku juga tidak pernah iri kepada kalian yang memiliki kesempurnaan, aku hanya ingin kalian mengakui keberadaanku, dari aku yang selalu ada disamping kalian....

Kata Gadis dari belakang etalase.

Cerpen #Curhatan 11042020

Curhatan hari ini
Aku bukannya orang yang bisa melakukan semua hal, aku juga bukan seseorang yang mungkin bisa di banggakan. Di dalam sepanjang hidupku, aku tidak pernah sekalipun mendapat pengakuan dari siapapun event itu orang tuaku sendiri. Belajar yang rajin, menuruti semua keinginan orang tua, jadi anak yang jauh dari masalah jadi anak yang bisa dapat nilai baik di mata semua orang, jadi anak yang bisa di pamerin pas acara arisan dll. Itulah definisi anak yang berbakti, dan sialnya itulah yang aku rasakan, sampai kapan harus seperti ini? aku bukan barang display yang bisa di pajang dan di pamerin ke semua orang. Kedua orang tuaku tidak pernah bilang seperti ini 'kamu sudah melakukan yang terbaik, ayah/ibu bangga sama kamu' 'gak apa2 kalau kamu gak bisa matematika, mungkin kamu bisa bermain musik atau kamu bisa menulis cerita dan bisa menginspirasi orang banyak'. Kata2 seperti itu tidak pernah terdengar di telingaku, yang ada hanyalah 'Kamu harus rangking, nilai harus di atas rata2, harus gak boleh remidi, kamu harus jadi orang yang sukses, sekolah disini, les disini, bahkan kerja disini.' Kapan aku bisa memilih jalan untuk hidupku sendiri?
Kadang aku iri lihat teman2ku sekarang sudah sukses dengan jalan pilihannya sendiri, bukan pilihan orang tuanya. Temenku sukses jadi seorang penulis, jadi pelukis bahkan jadi seorang guru musik. Mereka gak pandai matematika, mereka juga gak pandai fisika,kimia dan pelajaran berhitung lainnya. Mereka hanya menyukai apa yang mereka suka, mereka hanya mengembangkan hobi dan bakat mereka, namun semuanya jadi uang, jadi penghasilan mereka, jadi pijakan hidup mereka jadi lebih baik lagi. sedangkan yang aku dapat hanya sebuah hinaan, hinaan di sepanjnag hidupku. 
Saat aku mencoba sesuatu hal yang baru, alih2 dapat dukungan aku selalu dapat hinaan, yang di bilang sok kelas atas, sok bikin sesuatu yang gak mungkin sok ini dan sok itu, ini yang bilang bukan orang lain lho, tapi orang tuaku sendiri. Lalu aku memutuskan untuk berhenti melakukannya, berhenti membuat sesuatu yang itu sebenarnya bisa membuat aku bahagia. Saat aku berhenti, ide yang dulu aku buat, lalu akhirnya banyak di pakai sama orang lain dan orang tersebut jadi sukses, lalu apa kata kedua orang tuaku, mereka bilang 'kamu kenapa gak bisa sukses seperti si A ini, dia bisa ini, harusnya kamu punya ide,punya taste'. Taste???ide??? what the helll....aku sudah pernah melakukan duluan, tapi kalian tidak pernah mendukungnya, lalu apakah aku harus mengakhiri hidupku biar penderitaanku ini juga berakhir???
Lalu, ada seseorang teman yang menyadarkanku, dia terus membimbingku sehingga aku bisa bangkit dari semua masalah ini yang sedang aku hadapi. Aku bisa perlahan bangun dan kembali berjalan, namun kali ini arahku berbeda. Aku rasa aku sudah cukup jadi anak yang berbakti, kata di Alquran bialang selamanya harus jadi anak yang berbakti, gak boleh durhaka sama orang tua. Iya sampai nanti aku menghembuskan nafas terakhirku, aku akan terus berbakti, tapi kali ini cara berbaktiku dengan cara yang berbeda. Aku tidak lagi memaksakan diriku lagi, aku cukup mengikuti alur tubuhku mau kemana, bila mereka (kedua orangtuaku) menjudge ku, menghina bahkan tidak percaya padaku, aku tidak akan berusaha menjelaskan, karena percuma, pada akhirnya mereka tetap tidak mengubrisnya. Aku tidak berusaha membuat mereka setuju denganku, yang perlu aku lakukan hanyalah berbakti, selamanya mereka adalah orang tuaku, ini sudah takdirku, aku hanya membuat hatiku tidak sakit lagi atas semua perkataan mereka, aku hanya membuat diriku tidak tersakiti dengan cara masa bodoh. Karena aku pikir hanya inilah cara aku bisa terus berbakti pada mereka, kalau mereka bilang, aku harus lakuin agar sukses ya aku lakuin, kalau gak sukses mereka akan mengeluh dan menyalahkan aku, dan tugasku hanya menutup mulut serta kupingku. Aku akan jadi patung untuk sementara waktu sampai amarah mereka mereda, setelah itu, mereka akan menyuruhku melakukan hal lainnya, dan aku juga akan mengikutinya, karena aku anak yang berbakti kan, aku anak yang penurut kan...semua akan aku lakukan, mungkin jika mereka menyuruhku untuk menenggelamkan diri di laut aku akan melakukannya, karena dengan itu mereka mungkin akan puas, mereka akan bilang kalau mereka akan bangga padaku.
Sekali, dua kali berubah jadi puluhan ratusan bahkan ribuan kali aku meyakinkan diri kalau aku baik2 saja, aku akan bisa tetap hidup, tapi ternyata aku ada batasannya. Perasaanku ini terbatas juga, gak seperti semesta ini, aku sama seperti laut, yang ada ujungnya, ada tempat berlabuhnya seperti kapal dan juga seperti pohon yang bakal lapuk termakan waktu.
Aku seperti itu, aku tidak selamanya abadi, sama seperti kalian juga, aku bukanlah manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing2, mereka tidak sama dan jangan menyamakannya, bahkan anak kembarpun memiliki personality yang berbeda. Aku harap kalian yang membaca ini suatu saat nanti jika Allah memberikan ijin kalian utk memiliki seorang anak, jadikanlah dia kebanggaan kalian, jangan membelenggu mereka dengan atura2 kalian. Kalian boleh memarahi mereka, menegur mereka jika melakukan kesalahan, namun setelah itu peluklah mereka, bilang kalau kalian bangga pada mereka, bilang kalian menyayangi mereka, jangan diamkan mereka. Berbicaralah pada mereka, jika kalian tidak bicara selamanya anak kalian tidak tahu apa yang kalian rasakan, dan anak kalian juga gak akan bilang ke kalian apa yang mereka inginkan jika kalian menutup mulut kalian.
Pesanku untuk siapapun yang membaca tulisan ini, mulai saat ini kalian harus berani mengambil langkah, kalian adalah yang terbaik, you're deserve to be better. Kalian berhak bahagia dengan pilihan kalian, Kalian berhak mendapatkan apa yang kalian inginkan, memintalah pada Allah, curhat sama Allah, menangislah di hadapanNya, setelah itu hati kalian akan lebih menjadi tenang. Aku juga melakukan itu setiap kali aku tertekan, karena aku yakin aku tidak sendirian, aku masih punya Allah yang selalu menjagaku 24 jam. Saat aku berfikir untuk mengkahiri hidupku, Allah selalu mengingatkan aku dengan berbagai macam caranya berbicara padaku, dan aku yakin kalau Dia tidak pernah meninggalkan aku sendirian.

Kata Anak yang berbakti kepada orangtuanya.